Ambilbantuan yang dapat diandalkan dalam garis besar Mini Riset dari Pakar Bantuan Penugasan Pelajar. Mini Riset Garis Besar Struktur Tips. Jika Anda diminta oleh profesor Anda untuk menulis garis besar makalah Mini Riset di sini adalah beberapa tips yang harus Anda ikuti untuk tujuan ini. Bantuan Penugasan Siswa Para ahli telah memberikan
Mini investigasi yakni bagian berpunca tugas perkuliahan nan diberikan oleh dosen pengasuh suatu mata kuliah kepada mahasiswanya. Galibnya, karunia tugas mini riset ini dilakukan sebagai syarat miskram mata pidato tersebut. Setiap dosen biasanya memiliki ketentuan tersendiri tercalit susunan dan paradigma mini investigasi. Belaka, susunan mini riset pada umumnya tidak jauh beda dan mengikuti standar karya tulis ilmiah yang sesuai. Dengan memahami susunan serta contoh mini riset, tentunya ini akan bertambah memuluskan buat mahasiswa dalam proses penggarapan mini eksplorasi. Untuk meluluk secara model bagaimana eksemplar mini riset yang baik dan etis, yuk simak penjelasannya di radiks ini. Fragmen-Putaran dan Komplet Mini Riset Mini pendalaman secara publik terdiri dari lima bab yang dimulai dari pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan. Disamping itu, ada pula daftar pustaka nan teristiadat dicantumkan untuk menunjukkan beberapa sendang yang digunakan dalam pembuatan mini riset. Perlu Sobat Kebal ketahui, sekiranya bentuk mini riset yang dicantumkan berikut hanyalah bersifat contoh. Padalah, untuk ideal mini riset yang akan disajikan berikut mencoba mencoket judul “Pengaruh Pengusahaan Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dikalangan Siswa SMA X.” Episode Tampang Dalam bagian muka, terdapat tiga bagian berarti nan harus dicantumkan oleh mahasiswa. Purwa, sampul mini pengkhususan yang berisikan kop, nama penulis mini riset, dan instansi nan berkaitan. Kedua, daftar isi nan berisikan semua daftar gerbang maupun isian dalam dalam mini riset tersebut. Ketiga, ada abstrak yang mana ampuh ringkasan terkait mini riset. Abstrak ditulis mulai dari 150 setakat 200 kata. Kemudian, terserah pun perkenalan awal pengantar yang dituliskan makanya penyadur mini investigasi. Kata pengantar digunakan sebagai ucapan terima kasih lega beberapa pihak atas selesainya mini eksplorasi tersebut. Baca juga Mandu Mewujudkan Kata Pengantar Bab I Pendahuluan Bab 1 n domestik mini penekanan terdiri dari beberapa bagian yaitu latar belakang, rumusan kebobrokan, tujuan studi, dan manfaat penelitian. Contoh mini riset tercalit gerbang 1 ini bisa dilihat lalu penjelasan berikut. Parasan Bokong Bahasa adalah zarah vital dan simbol bagi satu negara atau wilayah intern suatu negara tersebut. Bahasa menyambut peranan terdahulu dalam perpautan sosial dan interaksi dengan masyarakat. Perbuatan bahasa di dunia pun terlampau banyak, lebih lagi internal suatu negara bisa memiliki bertambah dari deka- bahasa. Negara Indonesia dalam peristiwa ini menunggangi bahasa Indonesia sebagai bahasa normal atau bahasa utama. Dengan begitu, bahasa Indonesia mutakadim menjadi identitas lakukan nasion Indonesia di alat penglihatan negara lainnya. Namun, seiring berkembangnya waktu, pemakaian bahasa Indonesia yang legal kerumahtanggaan kehidupan sehari-perian mulai bergeser. Penggunaan bahasa Indonesia baku runcit menginjak digantikan dengan pemanfaatan bahasa gaul. Bahasa gaul ini cenderung berkaitan dengan remaja, karena penggunaannya pun sering kali dimulai dan berkembang di kalangan para remaja. Buat memahami lebih intern tentang fenomena dan pengaruh pengusahaan bahasa gaul ini, carik mencoba mencoba mengupas habis mini riset ini yang diberi judul “Otoritas Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dikalangan Peserta SMA X.” Rumusan Masalah Berdasarkan dengan permukaan belakang yang sudah dijabarkan sebelumnya, mini riset ini akan mengungkap permasalahan diantaranya 1 Bagaimana pengusahaan bahasa gaul di kalangan siswa SMA X; dan 2 Segala dampak penggunaan bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang normal di kalangan siswa SMA X? Tujuan Riset Mini pengkajian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui fenomena dan dampak pergeseran pemanfaatan bahasa Indonesia yang baik dan etis ke bahasa gaul di landasan siswa SMA X. Kelebihan Riset Mini riset ini berjasa sebagai bahan rujukan bikin investigasi lebih jauh nan berhubungan dengan pengusahaan bahasa gaul di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi. Baca juga Mandu Membentuk Satah Belakang Skripsi yang Benar Ki II Kajian Pustaka Puas pintu II, kajian pustaka berisikan adapun teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Cermin mini riset kerjakan adegan gapura II dapat Sobat Pintar tatap dahulu penjelasan di bawah ini. Bahasa Bahasa menurut KBBI adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipakai oleh anggota dalam suatu masyarakat. Bahasa digunakan buat berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri. Komunikasi Komunikasi berfungsi andai cara mengutarakan pesan dari pemberi pesan kepada penyambut pesan. Tujuannya meski isi pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Bab III Metode Penajaman Masuk ke adegan ketiga adalah metode penelitian. Di bagian ini di bahas 2 hal terdepan yaitu akumulasi data serta metode yang digunakan. Kerjakan hipotetis mini riset terkait metode penelitian, akan dijabarkan dulu penjelasan berikut. Metode Pengkajian Mini riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode suatu ini merupakan metode nan bersifat keilmuan dengan berbuat penelitian terhadap fenomena tertentu. Teknik Pengumpulan Data Teknik penumpukan data nan dilakukan dalam mini riset ini adalah wawancara semi integral. Teknik pencatatan dilakukan dengan menggunakan rekaman suara minor pecah ponsel dan dicatat menggunakan catatan kecil. Baca pula Ini Uang pelicin Dan Prinsip Membuat Artikel Bagi Yang Suka Nulis Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan menjadi adegan bersumber gerbang catur dalam mini riset. Bagian ini diketahui jadi bagian yang paling berarti intern penelitian. Berikut adalah transendental mini riset untuk adegan hasil dan pembahasan. Hasil Responden penelitian mengungkapkan jika penggunaan bahasa gaul sudah lalu menjadi suatu kebiasaan. Namun, beberapa menyadari jika kebiasaan ini mempunyai dampak sreg sulitnya berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan ter-hormat di mileu pendidikan. Pembahasan Pengaruh bahasa gaul membentuk kedatangan bahasa Indonesia nan baik dan bermartabat semakin menurun. Siswa SMA X menemukan kesulitan saat harus berkomunikasi dengan bahasa standar, sehingga mereka merasa terlazim adanya pembiasaan puas penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Terutama bahasa Indonesia yang baku acap kali dibutuhkan kerumahtanggaan kegiatan dan mileu formal seperti sekolah dan jamiah. Bab V Penali dan Saran Inferensi dan saran menjadi bagian akhir kerumahtanggaan mini riset. Babak ini menjadi penggalan pamungkas yang bosor makan dicari oleh para pembaca mini riset. Nah, berikut merupakan contoh mini riset bagian kesimpulan dan saran. Kesimpulan Bahasa gaul menjadi bagian dari perkembangan bahasa Indonesia nan patut mempengaruhi kesediaan bahasa Indonesia yang baik dan etis. Sekadar, jalan bahasa gaul sendiri bukan dapat dicegah karena keadaan ini mutakadim menjadi babak bersumber perkembangan bahasa itu sendiri. Saran Mengingat perkembangan bahasa gaul enggak mampu diberantas begitu saja, maka eksistensi berasal bahasa Indonesia yang protokoler harus ditingkatkan lagi. Baca juga Prinsip Mewujudkan Footnote di Word, Mudah Tanpa Ribet Nah, demikian untuk cermin mini riset dengan mengambil tema terkait pendayagunaan bahasa. Membuat mini pengkhususan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan jenis karya ilmiah yang tak. Sahaja sekadar, jumlah halamannya kian sedikit dengan maksimal 20 halaman semata-mata, mengingat pengkajian ini berwatak studi kecil. Artikel ini ditulis oleh Ponten Pintar fintech tersurat dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam presentasi pinjaman online lakukan seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Angka Sakti untuk membujur informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
RPPini merupakan RPP materi pembelajaran kelas VII bertema Teks Laporan Hasil Observasi dengan indikator pencapaian kompetensi menelaah struktur teks laporan hasil observasi.RPP ini berjenis luring.RPP ini menggambarkan tiga bagian penting dalam kegiatan pembelajaran yaitu pendahuluan,inti dan penutup yang dilengkapi dengan lampiran format penilaian sikap,pengetahuan dan keterampilan.Metode
It has long been held that one of the major of marketing is to generate and maintain brand awareness, this is seen as particularly important in a low-involvement situation where consumers may engage in little active search for information to aid choice. This mini-research presents a global picture of the brand awareness dimensions and how they interact within the context of healthy drinks in Bandung Regency. The findings conclude that the Yakult brand awareness is categorized as relatively high. However, the Yakult should concentrate their efforts primarily on perceived quality and brand loyalty, which have high importance and directly in the construct of brand equity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 2 KATA PENGANTAR Sebagai bagian dari rangkaian tugas akhir mahasiswa dalam menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara UNINUS, mahasiswa diwajibkan melakukan mini riset dengan topic kesadaran merek Yakult, yaitu produk minuman yang dihasilkan oleh PT Yakult Indonesia Persada. Mini riset dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019, dan hasilnya dipresentasikan/didiskusikan dengan pihak manajemen di pabrik PT Yakult Indonesia Persada Malang. pada tanggal 13-16 Maret 2019. Tujuan mini riset adalah melatih mahasiswa untuk memahami kompleksitas teori dan konsep secara lebih actual melalui pendekatan riset. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sekali kepada pihak manajemen PT Victoria Care Indonesia Semarang. yang telah memfasilitasi dan mendukung program tersebut ini. Demikian, mudah-mudahan laporan ini bermanfaat, seraya berharap semoga kerjasama ini akan terus berlanjut dalam bentuk dan program yang saling memberikan manfaat. Bandung, Maret 2019 Dekan, Koordinator Program AM Ryad Saiful Hak Wahdi Suardi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 3 TIM RISET MAHASISWA DAN DOSEN PEMBIMBING Dinna Kurniasih; Iis Aisyah; Septi Nugraha; Taufik Hidayat; Banuaji Ismail ; M Imam Rahmat; Suci Maulidya F; Nadya Mariam Sari; Shinta Darris; Opik; Imam Firdaus; Fandri Pranata. Rizky Anggiawan; Satria Dharma; Zulia Meiliana Ulfah; Risnawati Rusady; Isma Siti Nurohmah; Anggi Maryam; Winda Andani; Asep Koswara; Enjang Herdiana; Rizky Mukti Malau; Agnayozha Amanda P; Itsna Ulqiyatur R; Indah Syaidah H; Mitha Mei Komariah. Melinda Andini B; Intan Munibah; Rika Alfia S; Ai Riska A; Yuni Nuraeni; Herdiana Y; Ali Yoga; Dian Hanifan Siti Hodijah; Gunawan K; Reicha Aulia; M Khoerul H; Hendi Santoso; Dede Solihudin. Siti Syarifah M; Pandu Wiragama; Regina S; Sopandi; Ainun Siti F; M Hari Haryadi; Rizal Jamaludin; Ahmad Nasir; Dian Adiani; Rudi Suspurnomo; Yuni Nurfitriani; Witri Fitroh MQA; Chandra; Agus Setiawan; Rifki Anshary E. Nanda; Jumadil Awal; Hassah Nurhasanah; Nika Wirda Y; Agus Setiawan; Fahmi Saeful R; Ramli Ferizal; Sani S; Riri Fauziah; Eva Hardiana; Bayhaqi A; Salim; Riva Adhitya F; Wendi Priyadi. Yongki Ade P; Aprina H; Dian Hanifan S; Beti Haryati; Neli Herlina; M Ilham K; Saepul Hamzah; Herdiawan; Della Triani; Rini Anggraeni; Cici Paramida; Eva Yunita; Ratna Nuri I S; Nurmarih Samawti; Iqbal. Tim analisis data,perumus & Presentasi Pandu Wiragama; Dian Hanifan; Sukma Nugraha; Zaki; Candra; Asep Koswara. Nani Ernawati; Ida Farida Oesman; Yupi Yuliawati;Yulianita Rahayu; A M Ryad Saiful Hak; Fitria Ningrum Sayekti; Farah Latifah Nurfauziah; Jajang Suherman; Arie Soleh Permana; Yoyok Prasetyo; Sri Suharti; Citra Kharisma Utami; Juju Zuchturiatusobah HS; AKM Bambang Suharto Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 4 ANALISIS KESADARAN MEREK MINUMAN KESEHATAN YAKULT DI KOTA BANDUNG Laporan Mini Riset Mahasiswa 2019 PENDAHULUAN Peta Bisnis Minuman Kesehatan di Indonesia Pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong cepat mengakibatkan jumlah penduduk terus bertambah dan diperkirakan mencapai angka 266 juta jiwa pada tahun 2018. Dampaknya yang pasti dirasakan segera adalah meningkatnya kebutuhan komoditas makanan dan minuman. Akibatnya industry makanan dan minuman di Indonesia tumbuh dengan cepat, dan memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Peran industri makanan dan minuman bagi perekonomian Indonesia tidak saja memenuhi kebutuhan makanan dan minuman olahan dalam negeri, tetapi juga berperan penting meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian. Beberapa indicator makro menunjukkan bahwa kontribusi subsector industry makanan dan minuman sangat penting bagi perekonomian. Sebagai gambaran, berdasarkan PDB lima tahun terakhir 2010-15, rata-rata kontribusi subkategori industry makanan & minuman terhadap perekonomian nasional adalah 5,31 %, atau berada pada urutan ketiga terbesar. Sementara pada periode yang sama, dalam PDB industri pengolahan, rata-rata kontribusi subkategori industry makanan dan minuman mencapai angka 26,5%, atau berarti masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan subkategori industry batubara & pengilangan migas 13,6%, industry alat angkut 9,3%, dan industry barang dari logam, barang elektronik, optic computer, dan peralatan listrik 9,3%. Pada triwulan III-2016, kontribusi subkategori industry makanan & minuman terhadap PDB dan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 5 kategori industry pengolahan masing-masing adalah 5,99% dan 30,11% gambar 1. Gambar 1 Kontribusi & Pertumbuhan Subkategori Industri Makanan & Minuman di Indonesia Begitu juga dari sisi pertumbuhannya, rata-rata pertumbuhan subkategori industry makanan & minuman pada periode 2011-2015 mencapai angka 8,48%/tahun atau berarti masih lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan kategori industry pengolahan sebesar 5,02%. Sementara pada kuartal III 2016, pertumbuhannya mencapai 9,82% yoy yang juga lebih tinggi daripada pertumbuhan kategori industry pengolahan sebesar 4,56 % yoy. Kemudian dari struktur permintaan terhadap industry makanan dan minuman, diperkirakan permintaan tertinggi berasal dari sector rumah tangga, yaitu 58,2 persen. Tidak jauh berbeda dengan Data BPS yang menunjukkan selama 10 tahun terakhir, rata-rata pengeluaran/kapita/bulan untuk makanan dan minuman mencapai angka 51% dari total pengeluaran. Juga hasil studi dari AC Nielsen menyebutkan bahwa 48% dari total belanja masyarakat kelas menengah untuk fast moving consumer goods, terutama makanan dan minuman. 5,25 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61 5,9923,83 24,08 24,77 24,47 25,32 26,90 30,112010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*% terhadap industri pengolahan% terhadap PDB6,176,035,565,024,795,0210,9810,334,079,497,549,820,580,570,230,530,440,592011 2012 2013 2014 2015 2016*% pertumbuhan industri mamin% pertumbuhan PDB% kontribusi thdp pertumbuhan PDB Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 6 Uraian di atas menggambarkan Industri makanan & minuman berpotensi besar untuk berkembang karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestic yang besar. Salah satu produk makanan dan minuman yang diperkirakan juga meningkat adalah karegori minuman kesehatan. Segmen industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji RTD jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu. Penggolongan lainnya yaitu minuman berenergi, minuman isotonik dan susu Pelaku industri minuman untuk kesehatan optimistis bahwa pasar akan terus berkembang seiring peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat. Misalnya hasil riset Kemenkes mencatat frekuensi konsumsi makanan dan minuman manis lebih dari sekali dalam sehari sebanyak 53,1%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan hasil riset pada 2007, yakni sebanyak Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan , 2013. Tren tersebut disambut industri dengan mengeluarkan produk-produk minuman less sugar. Berikutnya Direktur Inovasi Innova Market Insights menilai, industri makanan dan minuman di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab, dibanding dengan negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah terpengaruh dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan minumannya Pryanka & Murdaningsih, 2018. Kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, tercatat bahwa prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, diabetes mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%, serta terjadi tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa dari 14,8% 2013 menjadi 21,8% 2018. Salah satu cara untuk mengurangi jumlah penderita stroke, diabetes, dan obesitas ini adalah dengan penerapan gaya hidup sehat sejak dini. Tidak hanya olahraga, namun juga diikuti dengan konsumsi minuman kesehatan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 7 Meningkatnya animo masyarakat terhadap minuman kesehatan juga erat kaitannya dengan makin hati-hatinya masyarakat terhadap semua produk berbahan baku kimiawi atau sitentis, karena dipersepsikan memiliki side-effect dalam jangka panjang. Minuman kesehatan yang diklaim dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang berasal dari alam serta rempah-rempah asli Indonesia, diyakini secara empiris aman, efektif dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dengan memanfaatkan semangat back to nature yang sedang mendunia, produsen minuman kesehatan memasarkan produknya dengan meyakinkan konsumen bahwa produk-produknya terbuat dari bahan alami dan proses produksinya tidak merusak kelestarian alam. Uraian di atas menegaskan bahwa persaingan bisnis minuman kesehatan di Indonesia akan terus berlangsung ketat, dan kompetisi antar merek sedang terjadi dan semakin tinggi. Bukan hanya sesama kategori produk namun juga dengan kategori produk lainnya. Belum lagi kalu kita perhitungkan merek-merek impor yang begitu gencar masuk pasar Indonesia. Oleh karenanya untuk memenangkan persaingan tersebut tentu saja strategi membangun merek yang kuat harus menjadi perhatian setiap produsennya. Padahal disisi lain pemilik merek dihadapkan dengan biaya membangun merek yang semakin tinggi, ditambah dengan tuntutan akuntabilitas dalam bentuk return on investment telah menambah kerumitan menentukan ukuran kesuksesan merek baik dilihat dari sisi finansial maupun persepsi konsumen. Tidak dipungkiri, investasi untuk membangun merek sangat besar sehingga para pemilik merek membutuhkan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar. Salah satu komponen kekuatan merek adalah brand awareness kesadaran merek yaitu seberapa kenal atau mengetahuinya konsumen terhadap sebuah merek. Seorang konsumen kecil kemungkinannya untuk membeli sesuatu merek apabila ia tidak mengenalnya aware, oleh karenanya kesadaran merek merupakan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 8 determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori Aaker, 1993; Keller, 2002. Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut Peter & Olson, 2010; Kardes, Conrey, & Cline, 2011. Kesadaran merek merupakan salah satu indicator kinerja pemasaran selain penjualan dan pangsa pasar. Masalahnya kemudian adalah seberapa kuat merek Yakult dikenal oleh konsumen, apakah tergolong rendah, sedang atau tinggi. Hal ini penting dipahami oleh produsen Yakult mengingat strategi dan program pemasaran yang dibangun diantaranya harus memperhatikan perilaku konsumennya secara rinci, termasuk dalam hal kesadaran mereknya. Dalam kontek inilah maka penelitian tentang kesadaran merek Yakult penting untuk dilakukan. Masalah, Tujuan & Manfaat Penelitian Penelitian ini berangkat dari fenomena bagaimana sebenarnya peta persaingan bisnis minuman kesehatan di Kota Bandung, merek minuman kesehatan mana yang paling dikenal?? Apakah merek Yakult termasuk yang dikenal? Dikaitkan dengan masalah kekuatan merek, maka secara lebih spesifik masalah penelitian ini adalah sejauhmana konsumen mengenal aware terhadap beberapa merek minuman kesehatan yang berbedar di kota Bandung. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengungkap dan memahami sikap konsumen terhadap beberapa merek minuman kesehatan di Kota Bandung. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur dan kemudian menganalisis kesadaran merek minuman kesehatan Yakult. Hasilnya kemudian digunakan untuk menganalisis peta persaingan bisnis minuman kesehatan berdasarkan aspek kesadaran mereknya. Hasil penelitian ini diharapkan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 9 1 Dapat memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang perilaku konsumen, khususnya yang berkaitan dengan sikap kesadaran merek pada umumnya; 2 Bagi produsen, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan referensi alternatif dalam upaya mengembangkan dan merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan dinamika perubahan sikap konsumen terhadap merek. KERANGKA TEORITIS Konsep Kesadaran Merek Semua produsen termasuk produsen minuman kesehatan, berkewajiban untuk memelihara ekuitas mereknya agar tetap tinggi. Menurut Aaker 1991 dalam brand adalah sekumpulan dimensi penting yang mengelompok ke dalam system merek yang komplek, yang terdiri atas Brand Awareness kesadaran merek, Brand Association asosiasi merek, Perceived Quality persepsi kualitas, Brand Loyalty loyalitas merek dan Other Propiety Brand Asset aset-aset merek lainya. Empat elemen pertama dikenal dengan elemen utama Brand Equity. Sementara Keller 2002 mengelompokkan brand equity ke dalam dua dimensi, yaitu brand awareness dan brand association. Ekuitas merek dapat disetarakan dengan reputasi merek, namun implikasinya lebih kepada nilai ekonomi Hawkins & Mothersbaugh, 2010. Beberapa keuntungan dapat diperoleh bila merek memiliki ekuitas tinggi, diantaranya adalah mendorong pelanggan untuk mau membayar dengan harga premium Anselmsson 2007 menarik pelanggan baru Lemon 2001, membangun market power Wood, 2000, meningkatkan kepercayaan dan perasaan senang yang dapat menghubungkan produk dengan konsumennya Osenton, 2002, dan menjadikan merek lebih bernilai bagi pelanggan Van Osselaer & Alba, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 10 2000. Ekuitas merek juga dapat meningkatkan pangsa pasar, mengurangi sensitifitas konsumen terhadap perubahan harga, dan mendorong efisiensi pemasaran Hawkins & Mothersbaugh, 2010. Seorang konsumen tidak mungkin membeli sesuatu merek apabila ia tidak mengenalnya aware, oleh karenanya kesadaran merek merupakan determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Produk minuman kesehatan yang memiliki tingkatan brand awareness tertentu akan lebih dipertimbangkan dibandingkan dengan merek yang kurang dikenal oleh konsumen. Maka dari itu, agar konsumen dapat membeli sebuah merek minuman kesehatan, pertama-tama harus dibuat sadar akan keberadaan merk tersebut. Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori Keller, 2002. Kesadaran merek adalah sejumlah atau persentase konsumen yang mengenal merek tertentu baik yang diungkapkan melalui penyebutan merek tersebut prompted maupun tidak unprompted/spontaneous. Kesadaran merek dan loyalitas merek yang tinggi akan mendorong ekuitas merek dengan segala keuntungan lanjutannya Kotler 2005 dan juga merupakan landasan bagi terbangunnya brand equity Kotler & Keller, 2016. Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut Peter & Olson, 2010; Kardes 2011. Melalui peningkatan kesadaran merek maka keunggulan diferensiasi akan tercipta dan dapat meningkatkan pangsa pasar sekaligus laba Kotler & Pfoertsch, 2010. Kesadaran merek dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan Keller K. L., 2013, pertama kesadaran puncak pikiran top of mind, yaitu merek produk yang pertama kali disebutkan konsumen secara spontan dan berada pada posisi yang istimewa. Kedua, pengingatan kembali terhadap merek brand recall yaitu bila konsumen mampu mengidentifikasi merek tanpa diberi petunjuk. Ketiga, adalah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 11 mengenal merek brand recognition yaitu bila konsumen mampu mengidentifikasikan merek yang disebutkan tetapi dengan bantuan petunjuk. Keempat, adalah tidak mengenal/menyadari merek unaware of brand yaitu bila konsumen masih ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan mengarahkan pilihan konsumen pada sebuah kategori produk tertentu Kimpakorn & Tocquer, 2010. Paling tidak terdapat empat nilai yang dapat dibangun melalui kesadaran merek, yaitu pertama, anchor to which other associations can be attached, kesadaran merek akan menyebabkan timbulnya asosiasi. Kedua, familiarity/liking yang menjelaskan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Ketiga, substance/commitment yang dimaknai bahwa semakin tinggi awareness maka semakin tinggi commitment dari merek tersebut. Keempat, brand to consider, menerangkan bahwa pada proses pembelian, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan alternatif. Ketika konsumen mengenal sebuah merek tertentu dan mendorongnya untuk membeli dan membeli ulang, maka merek tersebut tergolong memiliki brand equity yang kuat Kurtz, 2008. Kesadaran merek harus diikuti oleh terbentuknya kemampuan konsumen untuk mengingat bagian-bagian penting sebuah merek Washburn & Plank, 2002, artinya asosiasi merek adalah semua kesan yang muncul positif atau negatif dalam ingatan konsumen yang terkait dengan atribut sebuah merek. Membangun awareness baik tahap recognition dan recall melibatkan 2 tugas yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya dengan kategori produk tersebut Aaker, Managing Brand Equity, 1991. Pada merek yang tergolong baru, dua tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus nama dari merek tersebut telah menjelaskan kategori Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 12 produknya. Panduan umum yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness tersebut adalah, pertama, be different, memorable, yaitu banyaknya pesan-pesan komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen dalam kesehariannya, menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk membuat konsumen tetap aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan, penyampaian pesan yang dilakukan haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti pendekatan approach atau tampilan appeal yang digunakan. Hal yang harus diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda, harus tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengan kategori produknya. Kesadaran Merek dan Pembelian Aktual Ketika konsumen sudah mengenal sebuah merek minuman kesehatan tidak serta merta ia membeli/mengkonsumsinya. Model Lavidge-Steiner Traditional Order Hierachy of Effect American Marketing Association menjelaskan bagaimana sebuah pembelian actual purcahase diawali dari tahap kesadaran merek. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan mengarahkan pilihan konsumen kepada sebuah produk tertentu Kimpakorn & Tocquer, 2010. Tahap kedua yaitu konsumen akan mulai mencari tahu mengenai produk yang dikenalnya tersebut to gain product knowledge. Pada tahap ketiga, berdasarkan evaluasi atas informasi yang diperolehnya, maka akan mendorong konsumen untuk menyukai/tidak menyukai produk tersebut liking. Pada tahap keempat adalah memilih dan mengumpulkan beberapa merek yang disukainya tersebut dalam satu daftar prioritas preference yang dipertimbangkan. Pada tahap kelima, konsumen mulai memantapkan hati untuk memilih salah satu merek yang masuk dalam preferensinya conviction, dan dilanjutkan dengan tahap keenam yaitu proses pembelian purchase. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 13 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini tergolong bersifat pendahuluan dan eksploratif sehingga penelitian ini hanya akan menganalis fakta-fakta yang masih ada di permukaan sehingga behind the facts belum terungkapkan secara jelas dan spesifik. Kesimpulan atau temuan-temuan yang dajukan baru bersifat indicative dan kecenderungan-kecenderungan umum saja. Oleh karena itu penelitian ini akan lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan kaidah-kaidah teoritis dan metodologis yang lebih memadai. Fokus penelitian adalah memetakan atau mengukur brand awareness minuman kesehatan merek Yakult. Karena masalah, tujuan dan karakteristik penelitian ini berhubungan dengan pengukuran maka dipandang lebih tepat diselesaikan dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh latar belakang filosofis atau worldviews Creswell, 2014 atau paradigm Lincoln & Guba, 2013. Oleh karenanya menurut paham ini, ilmu pengetahuan harus dibangun berdasarkan fakta empiris yang tampak & terukur. Karena ilmu pengetahuan akan menghasilkan kebenaran, maka sesuatu dapat disebut kebenaran apabila sesuai dengan fakta empiris yang tampak & terukur teori korespondensi. Dilihat dari sisi kemanfaatannya, penelitian ini tergolong pada applied research, sedangkan dari sisi tujuannya termasuk pada description research Neuman, 2014; Creswell, 2014, Robson. C, 2012 yaitu ditujukan untuk melakukan pengukuran tentang kesadaran merek minuman kesehatan sehingga diperoleh gambaran faktual dan akurat serta menemukan beberapa hubungan penting yang relevan Neuman, 2014; Robson, 2002, Creswell, 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 14 Data & Teknik Pengumpulannya Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan pengakuan, pendapat atau persepsi responden terhadap komponen kesadaran merek minuman kesehatan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 341 orang responden wanita sample size yang dipilih menggunakan teknik systematic random sampling. Karena masih bersifat pendahuluan, penelitian ini mengabaikan aspek populasi dan sampel sehingga temuannya tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi. Sampel dan anggota sampel dipilih secara sengaja. Kesadaran merek diukur dengan tiga indikator, yaitu top of mind TOM, brand recognize dan brand recall. Top of mind diukur dengan banyaknya responden yang menyebutkan merek minuman kesehatan tertentu yang paling diingat dan disebutkan pertama kali. Hasilnya akan dibatasi pada dua kategori, yaitu mengenal/mengingat aware atau tidak mengenal/mengingat unaware. Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan beberapa petunjuk kata kunci seperti atribut, atau indicator visualnya misalnya logo, warna dsb. Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang 1 bermanfaat untuk pencernaan/usus; 2 mengandung probiotik; dan 3 terbuat dari susu fermentasi. Sedangkan Brand recall mengingatkan kembali adalah kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan bagaimana kesadaran merek konsumen terhadap meinuman kesehatan yang meliputi top of mind TOM, brand recall dan brand recognize. Mengenai top of mind TOM, pertanyaan yang diajukan terhadap responden adalah Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 15 kemasan yang paling Anda ingat ………………….…………. Kemudian mengenai brand recognize pertanyaan yang diajukan terhadap responden adalah Tuliskan satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk pencernaan/usus, mengandung probiotik atau terbuat dari susu fermentasi yang paling Anda kenal. Sedangkan mengenai brand recall, pertanyaannya adalah apakah Anda mengenal Yakult. Semua data primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat positif, dan disusun menurut Skala Likerts. Digunakannya skala Likert likert type items karena penelitian ini ditujukan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Responden kemudian dikategorikan menurut jenis kelamin, usia, status pekerjaan, pendapatan dan pengalamannya dalam menggunakan minuman kesehatan. Semua data kuantitatif primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat positip. Kuesioner terbagi dalam 4 bagian, yaitu yaitu a latar belakang demografik, b pengalaman menggunakan minuman ringan, dan d kesadaran merek terhadap minuman kesehatan. Analisis Data Data kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan brand awareness terhadap merek minuman kesehatan terpilih dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan merek lain untuk menentukan posisi relative setiap merek. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihubungkan dengan factor demografis responden usia, pekerjaan dan pendapatan, dan diuji dengan pendekatan statistic non-parametrik Cramer’s V dengan formula Cooper & Schindler, 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 16 V = √𝜒2𝑁𝑘−1 χ2 adalah statistic Chi-Kuadrat, N= ukuran sampel, dan k = banyak baris atau kolom yang lebih kecil. HASIL DAN DISKUSI Profil Singkat PT. Yakult Indonesia Persada Pada tahun 1935 Minoru Shirota mendirikan Yakult, dan sejak itu hasilnya terus menyebar di seluruh dunia. Pada tahun 2017, produk susu Yakult dikonsumsi setiap hari oleh 39 juta orang di 38 negara dan wilayah Yakult, 2019. Yakult diilhami oleh komitmen dan semangat dari penemunya, termasuk mulai mengembangkan pembuatan, dan penjualan obat-obatan dan kosmetik. Di Indonesia Yakult di produksi oleh PT Yakult Indonesia Persada yang merupakan usaha patungan dengan status Penanaman Modal Asing PMA antara PT Perkasa Simpati Persada dan Yakult Honsha Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tahun 1991 dari pabrik di Pasar Rebo Jakarta. Tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang kapasitas produksinya botol per hari dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan botol per hari. Bulan Desember 2001 PT Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan Yakult Management Service di Jepang. Visi perusahaan adalah memanfaatkan probiotik baik yang berguna untuk kesehatan manusia. Sedangkan misinya yaitu PT Yakult Indonesia Persada adalah Sebagai Pelopor Prebiotik minuman Yakult yang sehat yang membantu dalam menjaga usus. Sedangkan Motto Yakult Indonesia adalah Cintai Ususmu, Minum Yakult tiap hari. Dengan misi tersebut tujuan stratejiknya adalah dengan tetap memberikan komitmen kepada konsumen untuk tetap mempertahankan misi tersebut dengan mengintegrasikan semua aspek perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 17 Produk Yakult ini berbentuk minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Probiotik merupakan mikroorganisame hidup yang secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai. Karena L. Casei Shirota dapat ditemui dalam sistem pencernaan, maka Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan, yaitu minuman yang mengandung bakteri yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Nama Yakult berasal dari Jahurto, bersal dari bahasa Esperanto untuk yoghurt. Manfaat Yakult secara lebih spesifik terletak pada kemampuan bakteri bermanfaat untuk hidup sampai usus manusia untuk melawan bakteri merugikan. Secara spesifik Yakult dipromosikan bermanfaat untuk mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan dalam usus, mengurangi racun dalam usus, dan menekan jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. PT Yakult Indonesia Persada hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu Yakult, yang dikemas di dalam sebuah botol plastik kecil dan dijual per bungkus isi 5 botol. Yakult dibuat dengan cara memfermentasi campuran susu bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain. Yakult dibuat dari bahan-bahan seperti Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup, susu bubuk skim, sukrosa dan glukosa, perisa dan air. Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu Yakult Original dan Yakult Ace. Yakult Original mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri Shirota strain sedangkan Yakult Ace mengandung lebih dari 30 milyar Shirota strain ditambah dengan kalsium dan vitamin. Yakult Ace ini sangat dianjurkan bagi lansia dan orang-orang yang sedang dalam kondisi kesehatan menurun. Yakult Ace langsung diimpor dari Malaysia serta hanya dijual di super-market besar. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 18 Karakteristik Demografis Responden Dilihat dari sisi jenis kelaminnya, reponden pria dan perempuan jumlahnya relative berimbang. PRIA 53%PRIA 53% WANITA 47%WANITA 47%18-23 57%18-23 57% 24-29 25%24-29 25% > 25 18%> 25 18%Gambar 2 Distribusi responden jenis kelamin, usia & pendidikan Mayoritas responden berusia remaja 18-23 tahun atau sering dikenal dengan kelompok young adult consumer Lemon, Rust, & Zeithaml, 2001, dan hal ini simetris dengan jumlah responden berdasarkan status pekerjaan, yaitu 48% merupakan pelajar. Kemudian dilihat dari sebaran tingkat pendapatannya, sebanyak 38% responden berpenghasilan di atas Rp 2 juta. PELAJAR 9%MHSW 49%KARYAWAN 42% Rp 2 juta38%Gambar 3 Sebaran responden menurut status pekerjaan & pendapatan Proporsi ini pun tampaknya simetris dengan proporsi jumlah responden berdasarkan status pekerjaannya yaitu sekira 42%. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 19 Pengalaman Mengkonsumsi Minuman Kesehatan Penelitian ini mengungkapkan mayoritas responden 87% termasuk jarang dan sering mengkonsumsi minuman kesehatan. Kecenderungan ini membuktikan bahwa minuman kesehatan telah diterima dan diyakini oleh masyarakat umum sebagai alternative untuk menjaga dan memelihara kesehatan. Faktor apa saja yang dipertimbangkan responden dalam memilih minuman kesehatan, penelitian ini pun mengungkapkan bahwa secara keseluruhan aspek kemanfaatan menempati peringkat pertama diakui oleh sekira 49% responden. Peringkat kedua adalah factor rasa 25% diikuti kemudian oleh harga 11% dan kehalalan 7%. Gambar 4 Distribusi responden menurut frekuensi dan factor pertimbangan dalam memilih minuman kesehatan Faktor kehalalan yang menempati peringkat keempat dalam pertimbangan responden ketika memilih minuman kesehatan mengindikasikan bahwa kesadaran terhadap minuman kesehatan halal yang masih rendah. Namun dari sisi lain, tampaknya isu minuman kesehatan semakin berkembang tidak hanya dalam segi kualitas dan kemanfaatannya tetapi juga dalam segi kehalalan. Urgensi minuman kesehatan halal menjadi mutlak, terutama bagi umat Islam yang tentu saja dalam segala aspek kesehariannya memiliki pedoman bahwa kehalalan adalah sangat penting. Minuman kesehatan yang berbahan baku utama air seolah- Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 20 olah tidak mengundang masalah. Padahal air putih pun bisa berpotensi haram jika dalam proses penjernihannya melibatkan bahan karbon aktif yang tidak halal, misalnya tulang babi. Untuk menghadirkan sensasi rasa dan aroma sesuai selera, dalam pembuatan minuman kesehatan juga diperlukan bahan-bahan lain. Bahan-bahan tambahan yang terkandung dalam minuman ringan berkarbonasi antara lain gula yang menimbulkan rasa manis. Bahan lain yang sering ditemukan dalam minuman berkarbonasi adalah CO2, asam sitrat, natrium benzoat, dan pengawet. Begitu banyak bahan tambahan yang harus dimasukkan, sehingga konsumen Muslim mesti berhati-hati, baik dari segi keamanannya maupun kehalalannya. Minuman kesehatan yang dijamin kehalalannya penting untuk memastikan tubuh tidak terkontaminasi bahan-bahan yang diharamkan secara agama Islam sekaligus menjadi penentu ibadah seorang Muslim diterima Allah SWT. Bagi produsennya, kehalalan merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan produk yang bermutu, aman dan nyaman digunakan khususnya oleh konsumen Muslim di Indonesia. Padahal di sisi lain, Negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim saat ini sedang berlomba-lomba menggarap potensi bisnis halal. Laporan Global Islamic Economy Report 2017/18 menunjukkan nilai belanja yang berhubungan dengan makanan & minuman halal mencapai US$ triliun Thompson Reuters, 2018. Perilaku ganti-mengganti merek minuman kesehatan adalah suatu kewajaran terutama bila dikaitkan dengan pertimbangan kemanfaatan dan rasanya. Ketika konsumen merasakan kurang manfaat dan tidak cocok rasanya, maka ada dorongan kuat untuk beralih ke merek lain. Namun sangat mungkin juga pergantian merek minuman kesehatan disebabkan factor lain, misalnya karena tren, harga, dan sebagainya. Perilaku ganti-ganti merek ini dalam beberapa literatur marketing dikenal dengan konsep brandswitching, sebuah gejala yang wajar dalam perilaku konsumen. Brand switching ditunjang oleh globalisasi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 21 jaringan informasi, sehingga katalog atau informasi suatu barang bisa didapatkan dengan mudah baik dari iklan media massa dan elektronik maupun internet Seperti dijelaskan pada gambar berikut, sekira 25% responden mengaku sering ganti-ganti merek minuman kesehatan dan 51% tergolong kadang-kadang. Berdasarkan usianya, tercatat yang paling sering ganti-ganti merek adalah kelompok responden usia 18-23 tahun. Sedangkan dari sisi pendapatannya, kelompok pendapatan diatas Rp 2 juta merupakan yang paling sering ganti-ganti merek. Kecenderungan ini dapat dipahami karena makin tinggi pendapatan makin tinggi pula peluang konsumen untuk memilih-milih minuman kesehatan sesuai dengan tingkat pendapatannya. Gambar 5 Distribusi responden menurut perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying dalam mengkonsumsi minuman kesehatan Penelitian ini juga mendeteksi adanya gejala impulsive buying behavior IBB dalam memilih merek minuman kesehatan. Pembelian tanpa rencana atau belanja impulsif impulsive buying secara sederhana dapat dijelaskan sebagai perilaku pembelian yang tidak didasarkan atas rencana pembelian sebelumnya, dan umumnya terjadi karena dorongan seketika atau stimulus untuk memiliki sesuatu barang yang dilihatnya saat itu Solomon, Bamossy, Askegaard, & Hogg, 2006. Sudah sejak lama perilaku belanja impulsive impulsive buying behavior-IBB Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 22 merupakan fenomena penting dalam kontek usaha ritel dan pemasaran. Hampir sebagian besar konsumen pernah merasakan atau melakukan pembelian secara impulsive & Lee, 2002. Gambar di atas menginformasikan sekira 25% responden mengaku sering membeli minuman kesehatan tanpa rencana. Kelompok responden yang berpendapatan di atas Rp 2 juta teridentifikasi sebagai yang paling banyak berperilaku sebagai impulsive buyer. Karena relative kecilnya restriksi pendapatan, ada dugaan bahwa makin tinggi pendapatan makin tinggi pula peluang konsumen untuk membeli tanpa rencana. Kesadaran Merek Minuman Kesehatan Analisis Top Of Mind Seperti telah dijelaskan di muka, konsep kesadaran merek dalam penelitian ini adalah Top of Mind TOM, yaitu suatu merek atau brand minuman kesehatan yang disebutkan pertama kali oleh responden, dan berada pada posisi yang istimewa. Secara lebih teknis, kesadaran merek minuman kesehatan ditanyakan pada responden apakah mereka mengenal salah satu merek minuman kesehatan. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain. Top of mind mencerminkan nilai mind share dari customer, yaitu kekuatan merek tertentu di dalam benak konsumen dari kategori produk tertentu. Merek tersebut berada relatif terhadap merek-merek pesaingnya. Semakin tinggi nilai mind share dari suatu merek, maka akan semakin kuat merek tersebut. Gambar berikut menjelaskan bahwa minuman kesehatan merek Yakult menempati posisi pertama dalam urutan top of mind minuman kesehatan yaitu diakui oleh sekira 42% responden. Berdasarkan kerangka TOM ini tampaknya minuman kesehatan merek Pocari Sweat merupakan pesaing utama Yakult. Tercatat yang paling banyak mengingat Yakult adalah perempuan, pelajar SLTA, kelompok usia 18-23 tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 23 Gambar 6. Sebaran top of mind TOM merek minuman kesehatan Namun demikian tidak menjamin merek minuman kesehatan yang paling diingat kemudian diikuti oleh pembelian actual oleh konsumennya atau apakah merek yang paling diingat otomatis diikuti oleh mengkonsumsinya. Ternyata responden yang mengingat merek minuman kesehatan tertentu, hanya 22% yang mengaku sering mengkonsumsinya. Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan merek minuman kesehatan yang paling diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain, yaitu diakui oleh sekira responden. Dengan demikian ada indikasi bahwa konsumen Yakult lebih loyal daripada minuman kesehatan lainnya. Analisis Brand Recognition & Brand Recall Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan beberapa petunjuk kata kunci seperti atribut, atau indicator visualnya misalnya logo, warna dsb. Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang 1 bermanfaat untuk pencernaan/usus; 2 mengandung probiotik; dan 3 terbuat dari susu fermentasi. Ketiga kata kunci itu sengaja dipilih karena focus penelitian ini adalah memetakan kesadaran merek Yakult. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 24 Hasil analisis menunjukkan bahwa minuman kesehatan merek Yakult selalu berada pada peringkat pertama untuk setiap kata kunci yang digunakan. Namun yang menarik perhatian adalah mengenai kata kunci mengandung probiotik. Kedudukan Yakult yang dikenal sebagai pelopor minuman kesehatan yang mengandung probiotik, ternyata mulai tersaingi oleh merek Cimory. Cimory diproduksi oleh perusahaan local PT Cimory, yang bergerak dalam bidang pengolaan susu segar, yaitu fresh milk, Yogurt dan frozen food. PT. Cimory berdiri sejak tahun 2004 dan merupakan salah satu anak perusahaan dari Macro Group. Potensi Cimory untuk menyaingi Yakult tergolong kuat mengingat harganya yang relative sama, bahkan dalam hal atribut rasa CImory lebih unggul karena memiliki 10 varian rasa. 88%7% 5%Brand recognize Kesehatan pencernaan/ususYakult Cimory Merek Lain88%10% 2%Brand recognize Susu fermentasiYakult Cimory Merek Lain Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 25 64%33%3%Brand Recognize Mengandung ProbiotikYakult cimory Merek LainGambar 7. Sebaran brand recognize merek minuman kesehatan Analisis brand recall aided Brand recall mengingatkan kembali adalah kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali. 68%14%15%3%IklanPedagang kelilingToko/supermarketLainnyaGambar 8. Sebaran sumber media infromasi yang mengenalkan Yakult Hasilnya hampir 99% responden mengenal Yakult. Keterkenalan Yakult oleh konsumen dapat dipahami mengingat keberadaannya di Indonesia hamper 28 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 26 tahun. Secara berturut-turut, iklan, penjualan di toko/supermarket dan pedagang keliling Yakult Lady merupakan sumber informasi utama bagi konsumen dalam mengenal Yakult. Yakult Lady merupakan bagian dari sistim pemasaran Yakult yang tidak dimiliki oleh produsen minuman kesehatan lainnya. Pengalaman Lady Yakult dalam Pemasaran Produk Yakult dipasarkan melalui dua saluran yaitu, penjualan langsung direct selling dan penjualan ke rumah-rumah home delivery selling dengan memanfaatkan Lady Yakult. Kekuatan Yakult Ladies terletak pada kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan, yang memungkinkan mereka untuk menyampaikan nilai dan daya tarik probiotik, dan merekomendasikan konsumsi berkelanjutan satu botol Yakult per hari. Sistem home delivery selling tergolong unik karena telah berhasil di banyak negara dan wilayah di dunia. Untuk lebih memahami keterlibatan Lady Yakult dalam sistim pemasaran Yakult, maka Salah satu kajian dalam mini riset 2019 Yakult adalah studi kualitatif mengenai pengalaman pedagang kelilingnya Lady Yakult. Pengalaman ini tidak bisa diungkap dengan metode kuantitatif seperti halnya brand awareness yang memerlukan pengukuran, tetapi harus dengan metode kualitatif. Focus penelitian kualitatif adalah bagaimana interpretasi participants Lady Yakult atas pengalaman mereka berinteraksi dengan sebuah fenomena tertentu dalam hal ini sebagai pedagang Yakult. Oleh karena itu focus studi kualitatif adalah interpretasi dari sudut pandang participant, bukan dari sudut pandang penelitinya. Agar peneliti kualitatif memahami dengan benar interpretasi participannya, maka peneliti harus “dekat, terlibat dan berinteraksi” dengan partisipan secara inten stay close to the data, bukan “berjarak” seperti pada penelitian kuantitatif. Ketika peneliti kualitatif melaporkan hasilnya, maka Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 27 semua term dan konsep haruslah sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh participannya. Dalam studi kualitatif ini, akan diungkap lima tema besar, yaitu motivasi Lady Yakult, waktu kerja, penghasilan, kepuasan kerja, dan komitmen. Profil Partisipan Partisipan pertama berusia 39 tahun, berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 4 orang, dan suami bekerja serabutan. Paritipan telah bergabungan dengan Yakult selama 3 tahun, sebelumnya bekerja sebagai buruh borongan payet kerudung zoya dan menganggur 1,5 tahun. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, karena suami penghasilan suami tidak pasti. Partisipan kedua berusia 32 tahun, berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami bekerja sebagai pedagang. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult baru 1 tahun, sebelumnya tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, membantu ekonomi keluarga. Sedangkan partisipan ketiga berusia 43 tahun, juga berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami bekerja sebagai Sopir. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult sudah tahun, sebelumnya tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, membantu ekonomi keluarga. Motivasi Motivasi partisipan bergabung dengan Yakult yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan membantu perekonomian keluarga untuk sehari-hari. Pada awalnya ia mendatangi langsung centre agent dan memberikan data diri, tidak lama ada panggilan karena sangat dibutuhkan Lady Yakult. Partisipan lain mengaku Saya ketemu karyawan yakult yang sedang membagikan brosur untuk penerimaan lady yakult di daerah rumah saya. Menurutnya persyaratan untuk Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 28 menjadi Lady Yakult sangat ringan, yaitu pokoknya hanya izin dari suami. Tetapi menurut partisipan lain persyaratan itu adalah ada ijazah SMP, pas foto, surat izin orang tua/suami dan mengisi formulir. Waktu Kerja Waktu kerjanya rata-rata 5 jam, 3 jam di pagi hari dan 2 jam di sore hari dengan jarak tempuh kira-kira 5-7 km/hari. Partisipan lain bekerja mulai hari Senin sampai Sabtu, hari Minggu libur. Sepeda punya sendiri, tapi yakult menyediakan dengan system angsuran yang dipotong selama setahun. Troli di kasih dari pihak yakult kalau rusak di ganti baru sama pihak yakult. Apabila ada kerusakan atau ban bocor biaya di tanggung sendiri. Partisipan lain bekerja dari jam 8 sampai jam 11 lalu istirahat untuk makan, lanjut jam 1 untuk laporan ke kantor dan jam 2 delivery sampai jam 4 sore. Penghasilan Partisipan mengaku setiap harinya rata-rata mampu menjual 350-560 botol/hari, dan yang bersangkutan pendapatan dari persentase penjualan, semakin banyak maka semakin besar pendapatannya. Walaupun tidak menerima bonus atau insentif, pengaturan pendapatan ini dianggap adil karena perhitungannya jelas. Sistemnya sudah bagus karena selama 2 tahun sekali ada kenaikan gaji. Selain dari hasil penjualan, partisipan memperoleh warat/tahun setara THR ?l alu ada uang makan untuk setiap pack Yakult yang terjual yaitu Asuransi ada tapi hanya untuk kematian dan kecelakaan, tidak termasuk cek kesehatan rutin. Selama bekerja, partisipan mengaku memperoleh uang makan. Partisipan lain menyebutkan, saya merasa perusahaan sudah cukup. Partisipan berikutnya mengungkapkan kalau banyak botol kejualnya, ya kalau banyak yg kejual ya lumayan lah…. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 29 Kepuasan Kerja Kepuasan bekerja sebagai Lady Yakult yaitu ketika ada pelanggan yang ramah dan akrab. Partisipan lain menyebutkan banyak kenalan nambah teman2 dari pada diem di rumah saja. Apalagi menjelang lebaran banyak yang memberi bingkisan. Partisipan lainnya mengaku ga ada susahnya, saya selalu senang terus. Sebaliknya, ketika Yakult masih banyak yang belum terjual, kadang pusing harus menjual kemana. Jalani saja karena saya merasa enjoy…. partisipan ke-2 Komitmen Lady Yakult yang memiliki komitmen tinggi akan merasa sangat terikat dengan Yakult. Sebaliknya Lady Yakult yang memiliki komitmen rendah akan mudah mengambil keputusan untuk meninggalkan Yakult yang selama ini merupakan tempat pengabdiannya. Oleh karenanya komitmen juga sering disetarakan dengan loyalitas Newstrom & Davis, 2002, yang menunjukkan derajat kesetiaaan Lady Yakult dalam mengidentifikasikan dirinya terhadap Yakult dan ingin untuk melanjutkan berpartisipasi secara aktif dalam bisnis Yakult. Perkiraan terhadap masa depan Yakult membuat partisipan merasa yakin bahwa mereka dapat menggantungkan hidupnya kepada pekerjaannya sebagai Lady Yakult. Menurut partisipan mereka akan terus bekerja sepanjang masih sehat, karena bekerja di Yakult ini bisa sampai umur yang relative tua asalkan kita punya pelanggan tetap. Partisipan lainnya mengaku Saya sudah merasakan enjoy di pekerjaan sebagai yakult lady, dan saya bangga menjadi yakult lady. Partisipan juga optimis bahwa Yakult akan terus diminati konsumen karena banyak manfaatnya, kalau belum biasanya konsumen masih ragu. Tapi Yakult sudah punya pasar sendiri jadi tidak takut dengan pesaing. Partisipan lain tampaknya juga puas bekerja di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 30 Yakult, ia berkomentar engga akan keluar karena saya udah nyaman dan gajih juga sudah cukup untuk saya. KESIMPULAN INDIKATIF Dari sisi brand awareness-top of mind, minuman kesehatan Yakult berada pada posisi tertinggi dibandingkan dengan merek lain. Berdasarkan kerangka TOM ini tampaknya minuman kesehatan merek Pocari Sweat merupakan pesaing utama Yakult. Berdasarkan atribut/kata kunci bermanfaat untuk kesehatan, probiotik, dan terbuat dari susu fermentasi, Yakult menempati peringkat pertama atau lebih dikenal dibandingkan minuman kesehatan lainnya. Namun yang pada atribut mengandung probiotik, kedudukan Yakult yang dikenal sebagai pelopor minuman kesehatan mengandung probiotik, ternyata mulai tersaingi oleh merek Cimory. Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan merek minuman kesehatan yang paling memiliki relasi kuat antara aspek diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain. Dengan demikian ada indikasi bahwa konsumen Yakult lebih loyal daripada minuman kesehatan lainnya. Dilihat dari sisi demografisnya, perempuan, pelajar SLTA, kelompok usia 18-23 tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta merupakan segmen potensial bagi minuman kesehatan Yakult. Yakult telah berhasil membangun komitmen Lady Yakult-nya, walaupun baru pada tahap continuance commitment. Mereka akan terus menjadi Lady Yakult karena berdasarkan kebutuhannya, dan murni didasarkan pada pendekatan biaya-manfaat atau untung-rugi. Continuance commitment tumbuh karena adanya kerugian jika meninggalkan Yakult. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 31 Temuan dalam penelitian ini baru pada tahap dugaan atau baru pada tahap menegungkapkan fenomena saja. Penggunaan indicator untuk merepresentasikan kesadaran merek masih sangat terbatas sehingga temuan yang terungkap pun masih pada lingkup permukaan atau tidak mendalam. Oleh karena itu penelitian ini akan lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan kaidah-kaidah teoritis dan desain penelitian yang lebih memadai serta melibatkan indicator-indikator yang lebih mewakili. DAFTAR PUSTAKA Aaker, D. 1991. Managing Brand Equity. New York Free Press. Aaker, D. 1996. Measuring brand equity across products and markets. California Managing Reviews, 383. Aaker, D. A. 1996. Measuring Brand Equity Across Products and Markets. New York, NY Free Press. American Marketing Association. American Marketing Association. Retrieved June 2017, from Amstrong, G., & Kotler, P. 2015. Marketing An introduction 12 ed.. Edinburgh Gate Pearson. Anselmsson, J., Johansson, U., & Persson, N. 2007. Understanding Price Premium for Grocery products A conceptual model of customer-based brand equity. Journal of Product & Brand Management, 166, 401-414. ABoulding, W., Kalra, A., Staelin, R., & Zeithaml, V. A. 1993. A Dynamic Process Model of Service Quality From Expectations to Behavioral Intentions. , 301, 7. Journal of Marketing Research, 301, 7-27. Cekindo. 2016. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 32 Cooper, D. R., & Schindler, P. S. 2014. Business Research Methods Twelfth ed.. New York The McGraw-Hill Companies, Inc. Creswell, J. W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative, & Mixed Methods Approaches 4th ed.. London Sage Publications, Ltd. Foster, S. 2018, Pebruari 13. Marketing IQ. Retrieved Desember 04, 2018, from Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. 2010. Consumer behavior building marketing strategy. New York McGraw-Hill/Irwin. J., & Lee, J. A. 2002. The influence of culture on consumer impulsive buying behavior. Journal of Consumer Psychology, 122, 163-176. Jacob, J., & Chestnut, R. W. 1978. Brand Loyalty, Measurement and Management. Journal of Advertising, 82. Jurnalis. 2017, Oktober Rabu. Jumlah Remaja Indonesia 66,3 Juta Jiwa, Kekuatan atau Kelemahan? Laporan Reportase. Kardes, F. R., Conrey, M. L., & Cline, T. W. 2011. Consumer behavior. Mason, USA South-Western Cingage Learning. Keller, K. L. 2002. Strategic brand management Building, measuring and managing brand equity 2nd ed.. Upper Saddle River, NJ Pearson Education. Keller, K. L. 2002. Strategic brand management Building, measuring and managing brand equity 2nd ed.. Upper Saddle River, NJ Pearson Education. Keller, K. L. 2013. Strategic brand management Building, measuring, and managing brand equity 4 ed.. Harlow Pearson. Kimpakorn, N., & Tocquer, G. 2010. Service brand equity and employee brand commitment. Journal of Services Marketing, 245, 378-388. Kotler, P., & Keller, K. L. 2016. A framework for marketing management. Edirnbugh Gate, England Pearson Education. Kotler, P., & Pfoertsch, W. 2010. Ingredient branding Making the invisible visible. London Springer Heidelberg Dordrecht. Kotler, P., Amstrong, G., Sander, J., & Wong, V. 2005. Principle of marketing 4th ed.. European Edition Prentice Hall. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 33 Kurtz, D. L. 2008. Contemporary marketing 13rd ed.. South-Western Cengage Learning. Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. 2001. What Drives Customer Equity? Marketing Management, 20-25. Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. 2013. The Constructivist Credo. Walnut Creek Left Coast Press, Inc. Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. 2016. QUALITATIVE RESEARCH A Guide to Design and Implementation fourth ed.. San Francisco Jossey-Bass. Midori. 2015, Juni 16. beautynesia. Retrieved 12 17, 2018, from Mönks, F. J., Knoers, A., & Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta Gajah Mada University Press. Mowen, J. C., & Minor, M. 2002. Perilaku konsumen Edisi 5 ed., Vol. 1. Jakarta Erlangga. Neuman, W. L. 2014. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches 7th ed.. Harlow Pearson Education Limited. Osenton, T. 2002. Customer share marketing. New Jersey Prentice Hall. Oskamp, S., & Schultzs, P. W. 2004. Attitudes and opinions 3rd ed.. New York Lawrence Erlbaum Associate, Inc. Peter, J. P., & Olson, J. C. 2010. Consumer behavior and marketing strategy 9th ed.. New York The McGraw-Hill Companies, Inc. Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Hansen, H. 2012. Consumer behavior An European outlook 2nd ed.. England Pearson Education Limited. Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., & Hogg, M. K. 2006. Consumer behavior A European Perspective 3rd ed.. Harlow Pearson Education Limited. Thompson Reuters. 2016. State of the Global Islamic Report 2016/17. Dubai Thompson Reuters. Thompson Reuters. 2018. OUTPACING THE MAINSTREAM State of the Global Islamic Economy Report 2017/2018. Report. Thompson Reuters. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 34 US Commercial Service. 2016. Asia Personal Care & Cosmetics Market Guide 2016. US Department of Commerce. Van Osselaer, S. M., & Alba, J. W. 2000. Consumer learning and brand equity. Journal of Consumer Research, 271, 1-16. Washburn, J. H., & Plank, R. E. 2002. Measuring brand equity An evaluation of a consumer-based brand equity scale. Journal of Marketing Theory and Practice, 1011, 46-62. White, I. R., & Groot, A. C. 2001. Textbook of Contact Dermatitis. Heidelberg, Berlin Springer. Wood, L. 2000. Brands and brand equity Definition and management. Management Decision, 389, 662-669. Yakult. 2019. Company Profile 2018-2019. Laporan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 35 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Mini Riset ini berhubungan dengan kategori produk minuman kesehatan dalam kemasan ________________________________________________________________________________ A. IDENTITAS RESPONDEN beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Jenis kelamin a. Perempuan b. Pria 2. Usia a. 18 - 23 tahun; b. 24 – 29; c. > 29 tahun 3. Pekerjaan a. Pelajar; b. Mahasiswa; c. Karyawan 4. Pendidikan a. maksimum SLTA; b. maksimum D-3 c. minimal S1 5. Pendapatan/uang saku/bulan a. 2jt B. PENGALAMAN MENGKONSUMSI MINUMAN KESEHATAN DALAM KEMASAN beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Apakah Anda termasuk yang suka membeli/mengkonsumsi jenis minuman kesehatan dalam kemasan? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; 2. Sebutkan satu saja factor yang paling dipertimbangkan ketika Anda membeli/mengkonsumsi minuman kesehatan dalam kemasan a. harganya; b. Kemasannya; c. manfaatnya; d. rasanya; e. Kehalalannya; f. keamanannya; g. Lainnya …………………………………..………tuliskan. 3. Anda termasuk suka membeli minuman kesehatan tanpa rencana? a. Tidak ; b. kadang-2; c. Ya, sering 4. Anda termasuk suka ganti-ganti merek minuman kesehatan? a. Tidak; b. kadang-2; c. Ya, sering ________________________________________________________________________________ C. TOM apabila tidak mengenal, jangan diisi dan beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang paling Anda ingat ………………….…………. 2. Apakah Anda membeli/mengkonsumsi merek minuman kesehatan dalam kemasan yang paling Anda kenal tersebut? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; ________________________________________________________________________________ Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 36 D. RECAL apabila tidak mengenal, jangan diisi 1. Tuliskan satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk pencernaan/usus yang paling Anda kenal ………………….………………….. 2. Tuliskan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang mengandung probiotik Lactobacillus yang paling Anda kenal …………………………………………. 3. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang terbuat dari susu fermentasi dan mirip Yogurt ……………………………………… ________________________________________________________________________________ E. RECOG beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Apakah Anda mengenal minuman kesehatan merek “YAKULT”? a. Ya ; b. Tidak 2. Bagi yang menjawab dari mana Anda mengenal Yakult a. Iklan; b. Pedagang keliling; c. Toko/supermarket; d. Lainnya …………………..………………… tuliskan. ________________________________________________________________________________ F. LOYALITAS beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Bagi yang menjawab apakah Anda mengkonsumsi Yakult? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 37 UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA UNINUS Jl. Soekarno-Hatta No. 530 Bandung; Telp/Fax +62-22-7509707; ekonomi Nomor 016/Dek/FE-UIN/II/2019 Bandung, 28 Januari 2019 Lamp Proposal singkat; Hal Permohonan pelaksanaan Company Visit & Mini Research Program Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS ke PT. Yakult Indonesia Persada-Malang Kepada Yth PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto Up. Bagian Propaganda Ngoro Industri Persada Blok. CC-1 Mojokerto-Jawa Timur Assalamu'alaikum Dalam upaya meningkatkan eksposur lulusan melalui pengalaman pembelajaran praktik dalam bidang manajemen bisnis, kami Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS di Bandung mewajibkan kepada mahasiswa tingkat akhir untuk melaksanakan Company Visit & Mini Research Program CVMRP ke beberapa perusahaan terpilih. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan mahasiswa, maka untuk pelaksanaan CVMRP 2019 terpilih PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto, sebagai obyek kajian. Oleh karena itu untuk merealisasikan program ini, kami mohon kiranya kesediaan manajemen PT. Yakult Indonesia Persada untuk menerima mahasiswa kami. Apabila diizinkan, kami merencanakan untuk berkunjung ke PT. Yakult Indonesia Persada- Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto pada hari Selasa, 19 Maret 2019 sekira pukul WIB, dengan membawa kurang-lebih 100-110 orang mahasiswa plus staf pengajar. Namun demikian, mengenai keputusan hari dan tanggal jadwal kunjungan, dapat dibicarakan lebih lanjut. Sedangkan jumlah peserta ril serta jadual kegiatan yang lebih rinci, akan kami informasikan satu minggu sebelum keberangkatan. Bentuk CVMRP 2019 yaitu observasi proses produksi dan dilanjutkan diskusi dengan fokus strategi pemasaran PT. Yakult Indonesia Persada. Selanjutnya, kelompok mahasiswa kami mohon diizinkan untuk mempresentasikan hasil mini riset tentang brand awareness minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung. Oleh karena itu kami mohon kesediaannya nanti untuk menyediakan nara-sumber yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam bidang pemasaran untuk memandu ceramah dan diskusinya. Demikian permohonan kami, atas kesediaan dan partisipasi PT. Yakult Indonesia Persada dalam mendukung program ini, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Dekan, Ahmad M Ryad S. Hakim, Tembusan  Rektor Universtas Islam Nusantara  Arsip Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 38 COMPANY VISIT PROGRAM & MINI RISET 2019 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA Proposal diajukan kepada PT. Yakult Indonesia Persada – Pabrik Mojokerto A. Dasar Pemikiran Kesangsian terhadap peran pendidikan tinggi di Indonesia yang berkisar pada rendahnya kualitas lulusan yang dihasilkannya, merupakan salah satu alasan penting mengapa pembinaan sumber daya di sektor ini perlu mendapat porsi khusus. Apalagi kalau isu ketidak padanan mismatch antara kualifikasi lulusan dengan tuntunan pasar tenaga kerja yang sekarang sedang menjadi polemik ikut kita pertimbangkan. Oleh karena itu upaya peningkatan sumber daya manusia harus selalu diperhitungkan dalam setiap strategi dan program pengembangan suatu perguruan tinggi. Keharusan bagi setiap perguruan tinggi untuk memikirkan dan membangun strategi agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan ketentuan pasar, kelihatannya tidak dapat ditunda-tunda lagi manakala kita mencermati betapa pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir yang terjadi hampir disemua sektor. Di masa mendatang kontribusi suatu perguruan tinggi tidak akan lagi ditentukan oleh berapa jumlah lulusan yang dihasilkannya tetapi oleh berapa banyak lulusan yang mampu diserap oleh pasar tenaga kerja. Berdasarkan pertimbangan di atas serta tuntunan zaman yang ditandai oleh arus globalisasi yang melanda semua aspek kehidupan, maka tampaknya gerak perkembangan suatu perguruan tinggi harus segera bergeser menyeimbangkan diri dari yang semula lebih menekankan pada kerangka berpikir konseptual kearah tindakan-tindakan nyata dan bertumpu pada program yang ditata berdasarkan perencanaan analitis. Tindakan-tindakan nyata tersebut harus mampu mendorong pertumbuhan dan peran perguruan tinggi dengan memperhatikan masalah pokok yang dihadapi yaitu terutama kualitas, relevansi dan masa depan yang diinginkan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS di Bandung sebagai salah satu perguruan tinggi yang selama ini ikut andil dalam mempersiapkan, mendidik dan mengembangkan sumberdaya manusia bidang manajemen bisnis di Indonesia, secara terencana dan bertahap mulai memikirkan bagaimana menerapkan model pembelajaran yang tepat agar kompetensi lulusannya compatible dengan lingkungan bisnis. Salah satu metode pengajaran terbaik yang dapat mengkaitkan antara teori dan praktik, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bisnis yang relevan dan mutakhir bagi mahasiswa adalah menugaskan mahasiswa melakukan kunjungan kepada perusahaan terpilih. Melalui kegiatan ini diharapkan proses transfer pengetahuan bisnis praktis dapat secara langsung dicerna oleh mahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 39 Fakultas Ekonomi UNINUS setiap tahun melaksanakan Company Visit Program ke beberapa perusahaan, diantaranya yaitu ke PT Djarum Kudus, PT Sari Husada Yogyakarta, PT. Hartono Istana Teknologi -Semarang, PT Sidomuncul Semarang, Sari Roti Semarang, PT. Nissin Semarang, dan PT Victoria Care Indonesia Herborist-Semarang. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan mahasiswa, maka untuk pelaksanaan Company Visit Program 2019 dipilih PT. Yakult Indonesia Persada-Malang sebagai obyek kajian. Oleh karena itu untuk terealisasinya program ini, fakultas menyusun suatu pedoman pelaksanaannya yang diharapkan dapat dijadikan acuan pokok bagi semua pihak. Bagi perusahaan/instansi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan company visit program, pedoman ini kiranya akan cukup memberikan kejelasan arah, tujuan dan manfaat program company visit program, sehingga dapat menghapus sedikit keraguan dalam menerima dan memberikan kesempatan kunjungan kepada mahasiswa. B. Tujuan 1. Melalui pendekatan Company Visit Program ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur mahasiswa terhadap pengalaman pembelajaran dan praktik bisnis yang sebenarnya; 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih memahami praktik bisnis ril sehingga dapat membandingkan antara konsep atau teori yang diperoleh di kelas dengan yang terjadi di lingkungan sebenarnya ; 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lingkungan kerja. C. Keluaran output 1. Terlaksananya pelaksanaan Company Visit Program tahun 2019 yang diikuti oleh mahasiswa semester VIII Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara sesuai dengan program yang telah ditetapkan; 2. Tersedianya laporan company visit program yang dapat dijadikan sebagai bahan atau materi perkuliahan yang berwawasan praktik. D. Hasil yang diharapkan outcome 1. Pelaksanaan Company Visit Program diharapkan dapat menambah kemampuan dan wawasan praktis mahasiswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mendekati tuntutan pasar kerja; 2. Hasil Company Visit Program dapat dijadikan umpan balik bagi Fakultas, khususnya yang dikaitkan dengan wawasan kemampuan praktis tenaga pengajar, muatan kurikulum, serta materi perkuliahan; 3. Terbinanya jalinan kemitraan yang saling mendukung antara Fakultas Ekonomi UNINUS khususnya dengan kalangan perusahaan. E. Peserta 1. Peserta Company Visit Program 2019 adalah mahasiswa semester VIII yang jumlahnya diperkirakan 100-110 orang termasuk staf pengajar; Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 40 2. Mahasiswa peserta akan dibagi dalam 3-4 kelompok dengan masing-masing tugas yang berbeda; 3. Kepastian jumlah peseta akan dikonfirmasi ulang satu minggu sebelum pemberangkatan dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto. F. Waktu Pelaksanaan, Fokus Kegiatan dan Tema 1. Berdasarkan kalender akademik dan pengalaman pelaksanaan sebelumnya, Company Visit 2019 akan direncanakan dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2019. Namun demikian apabila pada tanggal tersebut tidak memungkinkan, jadwal kegiatan kunjungan dapat dibicarakan kembali; 2. Kegiatan pokok Compay Visit Program 2019 yaitu 1 melakukan observasi di lokasi pabrik proses produksi, 2 presentasi & diskusi tentang profil & strategi pemasaran oleh pihak perusahaan, dan; 3 presentasi hasil mini riset mahasiswa kami tentang “brand awareness“ minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung. Hasil Mini Riset ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen dalam merancang strategi pemasaran. 3. Direncanakan agar kegiatan diskusi dengan pihak manajemen mengambil porsi sekira 80% dari total waktu kunjungan yang disediakan. Oleh karena itu diharapkan agar pihak PT. Yakult Indonesia Persada dapat menyediakan nara sumber yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran; 4. Kepastian agenda kegiatan yang lebih rinci akan disampaikan satu minggu sebelum pemberangkatan dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult Indonesia Persada. G. Kegiatan Pendukung Mini Riset Mahasiswa 1. Melengkapi kegiatan company visit program, sebelum pelaksanaan kunjungan, mahasiswa diwajibkan melakukan "mini riset" tentang "brand awareness minuman kesehatan Yakult " yang dipasarkan di Bandung; 2. Tujuan mini riset yaitu untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang bisnis PT. Yakult Indonesia Persada, sehingga hasilnya dapat dijadikan salah satu bahan diskusi dengan pihak manajemen kelak ketika melakukan kunjungan; 3. Hasil mini riset mahasiswa akan dipresentasikan/disampaikan kepada pihak PT. Yakult Indonesia Persada pada saat company visit. Oleh karena diharapkan pihak perusahaan memberikan waktu untuk mempresentasikan hasil mini riset tersebut. H. Laporan 1. Setiap kelompok mahasiswa diwajibkan membuat laporan tertulis untuk selanjutnya diseminarkan; 2. Tata cara penulisan laporan harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini; 3. Laporan company visit program diantaranya akan disampaikan kepada pihak manajemen PT. Yakult Indonesia Persada. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 41 I. Penutup Ekposur lulusan pendidikan tinggi bidang manajemen bisnis tidak hanya ditentukan oleh sejauhmana kualitas proses pendidikan di bangku kuliah, tetapi juga sangat tergantung apakah mahasiswa memiliki kesempatan untuk memahami proses dan dinamika bisnis secara ril. Oleh karena itu peran dan dukungan dari kalangan atau praktisi bisnis sangat diharapkan. Dengan demikian kesediaan pihak PT. Yakult Indonesia Persada menerima mahasiswa kami untuk melakukan company visit program merupakan kontribusi berharga. Bandung, 28 Januari 2019 Dekan, Ahmad M Ryad S. Hakim, ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
FORMATDAN CONTOH MINI RISET Mini riset adalah karya tulis ilmiah hasil karya mahasiswa UNIMED sebagai syarat untuk menjadi anggota Wira Usaha Mahasiswa UNIMED. Tujuan dari mini research ini adalah untuk mengetahui pemikiran ataupun ide dari calon anggota Wira Usaha Mahasiswa UNIMED. Tema yang diangkat dalam karya tulis ini adalah bebas. Cover Mini RisetLaporan Mini Riset Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada RemajaDi Ajukan Sebagai Tugas Mata KuliahPendidikan KewarganegaraanDosen Prayetno, Kelompok 31. Nisa Putri Utama Sirait 31531310232. Sarah Triana 31511310433. Vicky Ghaneza 31531310034. Siti Nurhaliza Putri 3153131007Program Studi Pendidikan GeografiFakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri MedanMedan2018 Pengantar Mini RisetKATA PENGANTARSegala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk terselesaikannya Mini Riset ini. Mini Riset ini mengambil judul Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja, sebagai amanat yang diberikan kepada kami didalam memenuhi tugas Pendidikan penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita dapat mengkaji tentang Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja, yang pasti akan bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan kita kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran yang telah membimbing kami. Begitu pun kami menyadari bahwa laporan Mini Riset ini jauh dari sempurna, untuk sumbang saran maupun masukan sangat kami segala kekurangan tersebut, kami mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya laporan Mini Riset ini dapat ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..DAFTAR ISI …………………………………………………………………………BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ………………………………………………………….……… Rumusan Masalah ……………………………………………………………. Tujuan ………………………………………………………………………….BAB II KAJIAN Landasan Teori …………………………………………………………………..BAB III METODE MINI Rancangan Mini Riset …………………………………………………………. Subjek Mini Riset ……………………………………………………………… Variabel dan Instrumen Mini Riset …………………………………………….. Prosedur dan Analisa Data …………………………………………………….BAB IV HASIL DAN Hasil …………………..………………………………………………………. Pembahasan ……………..……………………………………………………..BAB V KESIMPULAN DAN Kesimpulan …………………...……………………………………………….. Saran …………………………………………………………………………….DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....LAMPIRAN .……………..………………………………………………………….... iii188913131415161825252627 Bagian Isi Mini Riset BAB Latar Belakang Mini RisetBangsa Indonesia sendiri adalah bangsa dengan budaya luhur yang menjunjung tinggi nilai gotong royong, kerjasama. Hal ini sudah ditanamkan dari orang tua dari jaman dahulu kepada setiap penerusnya. Namun pada kenyataannya semakin hari teknologi dan informasi yang semakin modern membawa perubahan yang besar kepada cara berikir dan berperilaku individu. Remaja Indonesia sebagai penerus budaya bangsa kini telah mengalami pergeseran budaya. Remaja dituntut untuk menghadapi laju ilmu teknologi, pertukaran teknologi yang pesat. Komunikasi yang tidak hanya dapat dilakukan secara langsung, menyebabkan kaburnya batas-batas antar negara dan memunculkan asimilasi antar budaya dan moderniasi budaya pun terjadi. Sullivan Nawai & Lubis, 2007 berpendapat bahwa dalam bangsa yang semakin modern individu cenderung mementingkan dirinya sendiri. Hal tersebut terjadi pada generasi remaja di Indonesia, di dalam kehidupan bermasyarakat remaja kini cenderung menjadi sosok yang sendiri adalah masa yang paling menonjol dari semua karakteristik perkembangan, hal ini dikarenakan masa ini adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan dewasa. Fase remaja sering disebut-sebut sebagai fase mencari jati diri, karena remaja sebetulnya tidak memiliki tempat yang jelas, remaja berada diantara anak-anak dan dewasa Ali Muhammad, 2014. Remaja yang mengalami proses pencarian jati diri, mereka membangun relasi dan mencari tahu cara kerja suatu hal Santrock, 2011. Sehinga sebagai remaja, individu harusnya memerlukan kemampuan bersosialisi yang baik khususnya pada remaja Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Wentzel, 1997 Santrock, 2011 menuliskan beberapa strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan lingkungan, hubungan yang baik tidak muncul dari perilaku individualis melainkan muncul dengan membangun perilaku prososial, jujur dan dapat dipercaya, murah hati, mau berbagi, bekerja sama, dan mudah prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial. Watson 1998272 mendefinisikan perilaku prososial sebagai suatu tindakan yang memiliki konsekuensi positif bagi orang, tindakan menolong sepenuhnya yang dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Tindakan prososial menuntut pengorbanan tinggi dari si pelaku dan bersifat sukarela atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain daripada untuk mendapatkan imbalan materi. Perilaku prososial juga sangat penting untuk membangun persahabatan pada remaja yang cenderung menghabiskan waktu dengan lingkungan dan teman sebayanya, karena pada masa remaja hubungan persahabatan sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan sosial Santrock, 2011.Namun fakta dilapangan menunjukkan perilaku prososial pada remajan Indonesia justru mengalami penurunan dari tahun ketahun. Menurut Mini Riset Hamidah Savitri, 2014 melakukan Mini Riset mengenai perilaku prososial di tujuh daerah di kota Jawa Timur, menunjukkan adanya indikasi penurunan kepedulian sosial dan kepekaan terhadap orang lain, hal ini banyak terjadi pada remaja yang nampak lebih mementingkan diri sendiri dan keberhasilannya tanpa mempertimbangkan keadaan orang lain di sekitarnya. Mini Riset Savitri 2014 juga menunjukkan bahwa remaja kota yang lebih modern cenderung rendah perilaku prososialnya di bandingkan dengan remaja di desa. Remaja desa memiliki nilai yang lebih tinggi di semua aspek perilaku prososial yaitu simpati, kerjasama, berderma, menolong, altruisme. Dan pada kenyataannya remaja kota kini menjadi individu yang lebih Riset Hasanah Nur dan Kumalasari 2015 mengenai penggunaan handphone dan hubungan teman pada perilaku prososial siswa SMP Muhammadiyah Luwuk, menjelaskan bahwa banyak siswa kini yang tidak takut lagi melakukan pelanggaran disekolah, selain itu beberapa orang dari subjek yang memiliki smartphone mengakui bahwa mereka lebih memilih asik berkomunikasi dengan teman dunia mayanya dan sibuk dengan gadget daripada berkomunikasi secara langsung dengan teman yang ada di saat itu. Dengan keadaan yang demikian komunikasi antar muka subjek menjadi menurun, dan lebih mementingkan diri sendiri. Jadi tidaklah heran ketika sekarang nilai-nilai kesetiakawanan, pengabdian, dan tolong menolong mengalami penurunan yang berdampak pada perwujudan kepentingan diri sendiri atau egois dan rasa individualis. Individu akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam setiap tindakan menolong orang lain, banyaknya pertimbangan mengenai diri sendiri justru membuat individu enggan menolong. Perwitasari 2010 melakukan Mini Riset mengenai prososial pada remaja, hasil Mini Riset menyimpulkan bahwa remaja mengalami penurunan kepedulian sosial dan kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan. Remaja lebih mementingkan diri sendiri dan keberhasilannya tanpa banyak mempertimbangkan keadaan orang lain di satu bukti penurunan kepedulian sosial remaja dilansir oleh Hardoko E 2015, kasus bullying SMP negeri di kota Binjai, seorang siswi mengunggah sebuah video kekerasan yang dilakukannya kepada teman sekolahnya. Di dalam video yang berdurasi 5 menit 46 detik tersebut terlihat bagaimana siswi tersebut tengah memukul, menendang dan menampar sambil mengucapkan kata-kata kasar untuk si korban. Dalam video tersebut juga terlihat teman sekolahnya yang lewat tapi justru bersikap acuh tak acuh pada kejadian tersebut. Selain itu berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Cahyaningro 2015 di SMK Taman Sukoharjo, dari 30 siswa hampir sebagian siswa menunjukkan adanya gejala penurunan perilaku prososial. Berdasarkan data catatak BK Taman Siswa Sukoharjo, dari tahun ketahun catatan perilaku antisosial siswa terus meningkat, 2011 tercatat 25% siswa berperilaku antisosial, 2012 naik menjadi 30% siswa yang berperilaku antisosial, hingga yang terakhir 2013 terdapat sekitar 34% siswa yang berperilaku prososial sendiri umumnya didapat dari hasil belajar. Remaja mempelajari tingkah laku dan norma dari orang dewasa lainnya. Perilaku prososial yang baik yaitu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan terkadang melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong Baron dan Byrne, 2005. Secara umum perilaku prososial dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor situasional yang meliputi karakteristik dari individu yang membutuhkan pertolongan, tekanan waktu, sedangkan faktor personal meliputi emosi, perasaan, empati, trait-trait kepribadian, mood dan juga norma-norma yang berlaku Myers, 2010. Mussen 1980 menyatakan bahwa 37 % persen pengaruh perilaku prososial berasal dari norma kepercayaan. Jadi penghayatan seseorang mengenai norma kepercayaan yang ada di lingkungannya akan menentukan bagaimana perilaku Eisenberg dan Mussen 1989 perkembangan moral mempengaruhi kecenderungan hati seseorang untuk bertindak secara prososial. Saat memasuki masa remaja, individu diharapkan dapat mengganti konsep moral yang berlaku dimasa kanak-kanak dengan perinsip moral yang berlaku umum dan merumuskan kode-kode moral yang berfungsi bagi pedoman perilakunya. Remaja harus dapat mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Kohlberg Berk, 2013 memngemukakan bahwa pemikir moral yang sudah matang menyadari bahwa bersikap menurut keyakinan mereka adalah sangat penting untuk memelihara tatanan dunia sosial yang adil. Senada dengan gagasan ini diharapkan remaja di tahap yang lebih tinggi dapat mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah juga mempertanggung jawabkannya dalam berbagai sudut pandang. Remaja diharapkan dapat melakukan tindakan prososial dengan membantu, berbagi, dan membela ketidakadilan Carlo, dkk dalam Berk, 2013.Perkembangan moral didefinisikan sebagai penalaran terhadap nilai, penilaian sosial dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan sebuah tindakan Kohlbeg, 1995. Kohlberg 1995 membagi tingkat perkembangan moral menjadi tiga, yaitu pra-konvensional, konvensioal dan pasca-konvensional. Tahap pra-konvensioal menunjukan bahwa norma, aturan atau harapan dari masyarakat belum di pahami sebenarnya oleh idividu. Tingkat konvensioanal berarti individu sudah mampu memahami norma dan aturan sesuai dengan harapan masyarakat, guru, orangtua, tokoh masyarakat, dll. Pasca konvensional berarti individu dapat memahami norma, aturan, serta harapan masyarakat berdasar prinsip moral yang mendasarinya dan sudah mampu membuat keputusan moral dengan mengutamakan prinsip moral yang dianutnya. Dalam praktiknya perkembangan moral dapat dijadikan prediktor terhadap dilakukannya tindakan tertentu pada situasi yang melibatkan moral Kohlberg, 1995. Jadi perkembangan moral bukan hanya sebatas prinsip baik atau buruk tetapi juga upaya seseorang berpikir dan menimbang hingga sampai pada pengambilan keputusan untuk suatu norma kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk berlaku adil dan mewujudkan keseimbangan didalam hidup. Sedangkan untuk memahami dan menghayati norma kepercayaan seseorang harus memiliki perkembangan moral yang baik. Sehingga bila disimpulkan bisa jadi salah satu faktor penyebab penurunan perilaku prososial pada remaja kini adalah adanya dekadensi moral. Sesuai dengan pendapat Desmita 2009, bahwa perkembangan moral sangat penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi. Sarwono 2012, menjelaskan bahwa moral dan religiusitas bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Mini Riset tentang perkembangan moral pun sudah pernah dilakukan sebelumnya dan hasilnya menunjukkan perkembangan moral memiliki hubungan yang positif dengan perilaku pokok permasalahan yang sudah dipaparkan peneliti tertarik untuk mencari tau apakah ada hubungan yang signifikan antara perilaku prososial pada remaja dengan tingkat perkembangan perkembangan moralnya. Dimana hubungan yang dimaksut oleh peneliti adalah hubunganh positif yaitu semakin tinggi tingkat perkembangan moral maka semakin tinggi pula perilaku prososial pada remaja. Sedangkan sebaliknya ketika tingkat perkembangan moral semakin rendah makan perilaku prososial juga rendah. Dalam Mini Riset ini peneliti mengambil subjek dengan rentang usia yang lebih besar dari peneliti sebelumnya sehingga data yang didapatkan akan lebih bervariasi Mini Riset ini diharapkan dapat menambah wawasan, juga memberikan manfaat teoritis tentang hubungan perkembangan moral dengan perilaku prososial yang dapat digunakan untuk pertimbangan Mini Riset Rumusan Masalah Mini RisetRumusan masalah pada Mini Riset ini yaitu 1. Bagaimana hubungan antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja ? Tujuan Mini RisetAdapun yang menjadi tujuan dalam Mini Riset ini adalah 1. Mengetahui hubungan antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja. BAB IIKAJIAN Landasan Teori1. Perilaku PrososialStaub Baron &Byrne, 1994, Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. William Faturochman, 2006 membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intens untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun prososial mencakup tindakan-tindakan sharing membagi memiliki pengertian dimana individu yang memiliki kecukupan membagi kelebihannya baik materi maupun ilmu pengetahuan, Bekerja sama adalah suatu perilaku yang sengaja dilakukan sekelompok orang maupun organisasi untuk mewujudkan cita-cita bersama, helping menolong yaitu suatu bentuk tindakan sukarela tanpa memperdulikan untung maupun rugi, honesty kejujuran adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan perkataan yang sesuai dengan keadaan dan tidak menambahkan suatu kenyataan yang ada, generosity kedermawanan merupakan suatu perilaku dermawan yang menunjukkan rasa prikemanusiaan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain dimana hak dan kewajiban merupakan hak asasi setiap manusia. Eisenberg &Mussen, 1989. Sears dkk. 1994, berpendapat perilaku prososial adalah tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk diri si penolong itu sendiri. Perilaku prososial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari Sears dkk., 1994 . Bila disimpulkan perilaku sosial adah sikap mementingkan kepentingan orang lain, dan sikap menguntungkan yang dilakukan individu untuk orang lain tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi. Hudaniah & Dayakisni 2009 menuliskan tiga indikator perilaku prososial 1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku, 2. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela, 3. Tindakan itu menghasilkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku prososial di dalam masyarakat, antara lain seperti yang diungkapkan oleh Sears dkk 1994 a Faktor situasi yaitu meliputi kehadiran orang lain, kondisi lingkungan dan tekanan waktu. Kehadiran seseorang kadang-kadang dapat menghambat usaha untuk menolong semakin banyak orang semakin memungkinnya terjadinya penyebaran tanggung jawab. b Faktor karakteristik penolong, kepribadian setiap individu berbeda-beda, kebutuhan tersebut akan memberi corak yang berbeda dan bisa menjadi motivasi individu untuk memberikan bantuan. Selain kepribadian, rasa bersalah yang merupakan perasaan gelisah yang timbul bila ketika individu melakukan kesalahan juga dapat menjadi pendorong untuk melakukan tindakan menurut Dayakisni dan Hudaniah 2009 faktor-faktor pengaruh tindakan prososial adalah 1 Self-again, harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. 2 Personal values and norms, adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbale balik. 3 Empathy, kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang Perkembangan MoralSuseno Muryono, 2009 mendefinisikan moral sebagai keyakinan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk serta keyakinan akan norma-norma kelakuan manusia untuk menentukan apakah suatu tindakan atau sikap itu benar atau salah. Helden dan Richardas, 1971 Hurlock, 1980 berpendapat bahwa moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan 2011 menilai perkembangan moral sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Kohlberg Hurlock,1980 mengemukakan teori perkembangan moral berdasarkan teori Piaget, yaitu dengan pendekatan arginismik melaluitahap-tahap perkembangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal. Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral moral behavior. Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi dan rendahnya perkembangan moral seseorang berdasarkan perkembangan moralnya seperti yang diungkapkan lawrance Kohlberg Hurlock, 1980. Teori ini berpandangan bahwa perkembangan moral, yang merupakan dasar dari etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam Mini Risetnya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan level perkembangan moral menurut Kohlberg Hurlock, 1980 1. Moralitas prakonvasional, Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan, pada tahap ini anak-anak cenderung patuh terhadap aturan untuk menghindari sebuah hukuman selanjutnya tahap orientasi relativis instrumental, yaitu menyesuaikan diri confirm untuk mendapatkan ganjaran, kebaikannya diharapkan mendapat balasan kebaikan juga. Level ini ditemukan pada anak-anak prasekolah, sebagian besar anak-anak SD, sejumlah siswa SMP, dan beberapa siswa SMU dan tahap selanjutnya saling memberi dan menerima, 2. Moralitas konvensioanal, ditemukan pada sejumlah siswa SMP, dan banyak siswa SMU. Pada tahap ini anak memiliki orientasi manis yaitu, menyesuaikan diri untuk menghindari ketidaksetujuan, ketidaksenangan orang lain. Selanjutnya orientasi hukuman dan ketertiban, yaitu tahap menyesuaikan diri untuk menghindari penilaian oleh otoritas resmi dan rasa bersalah, tahap orientasi hukuman ini biasanya hanya muncul ketika sudah memsuki usia-usia SMU, konvensional, jarang muncul sebelum masa kuliah, pada level ini seseorang memiliki orientasi sosial legalistic, yaitu menyesuaikan diri untuk memelihara rasa hormat dari orang dan menjaga hubungan kesejahteraan masyarakat. Orientasi prinsip etika universal, yaitu tahapan paling tinggi tercapai ketika seseorang dapat menyesuaikan diri secara menyeluruh di segala aspek kehidupan untuk menghindari hukuman atas diri sendiri3. Hubungan Perilaku Prososial dan Perkembangan MoralPerilaku prososial perilaku yang mencakup tindakan membagi, menolong, jujur, dermawan dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain Eisenberg dan Mussen, 1989. Perilaku prososial besar manfaatnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Beberapa faktor eksternal dan internal akan mempengaruhi munculnya perilaku prososial. Faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, kehadiran orang lain, dan desakan waktu. Sedangkan faktor internal meliputi self esteem juga norma-norma Eisenberg, 2006. Berkowitz, 1972; Schwartz 1975 Hurlock, 1980, mendefinisikan norma sebagai tanggung jawab sosial meyakinkan individu untuk berbuat baik bagi Hurlock,1980 menjelaskan kesadaran akan norma berdasarkan pada pendekatan kognitif sebagai tahap perkembangan moral. Perkembangan moral Kohlberg selalu menjelaskan bagaimana seseorang mengerti akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosialnya dan bagaimana cara pandang tindakan yang seharusnya diambil dalam mengatasi masalah sosial yang berhubungan dengan lingkungan dan norma-norma sosial, karena inti dari prinsip moral sendiri adalah keadilan. Individu dituntut untuk jujur, menghargai dan memperhatikan hak-hak pribadi tiap individu. Tahap perkembangan moral menunjukkan cara individu untuk berfikir, termasuk konsistensi penalarannya. Tahap-tahap perkembangan moral bersifat universal, yang artinya setiap individu akan melalui urutan tahap yang sama namun berbeda dalam hal kecepatan dan sejauh mana tahap dapat kasus, sebut saja A, ia melihat kecelakaan dijalan dan memiliki pilihan yaitu memberi pertolongan orang tersebut atau tidak memeberi pertolongan ketika perkembangan moral A berada pada tahap pasca konvensional sebagai individu yang sangat menjunjung tinggi konsep kemanusiaan A percaya bahwa perbuatan menolong itu baik dan akan merasa bersalah ketika tidak membantu karena A yakin bahwa meninggalkan orang yang kesulitan adalah hal yang tidak baik sehingga akan besar kemungkinan bagi A utuk memutuskan menolong korban kecelakaan,. Kemungkinan menolong akan menjadi berbeda tahap perkembangan A masih dalam tahap perkembangan moral pra konvensional yang orientasi perilakunya berdasarkan hukum timbal balik sosial, ketika menolong orang kecelakaan dianggapnya tidak memiliki unsur timbal balik maka kemungkinan menolongnya akan menjadi lebih kecil. Jadi, bisa diasumsikan perilaku prososial seseorang akan berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangan moralnya. Berdasarkan teori Kohlberg, ada 3 Level dengan 6 tahapan perkembangan moral 1 Tahap 1 adalah tahap orientasi hukuman, pada tahap ini perilaku moral muncul karena rasa takut akan hukuman, 2 Tahap 2 adalah tahap orientasi hedonistis, pada tahap ini perilaku moral muncul sebagai harapan adanya timbal balik, 3 Tahap 3 adalah tahap orientasi anak manis, pada tahap ini perilaku moral muncul bergantung pada tingkatan kelekatan individu dengan lingkungannya, 4 Tahap 4, adalah orientasi hukum dan kewajiban, pada tahap ini perilaku moral muncul dalam upaya menaati hukum dan aturan sosial, 5 Tahap 5, yaitu tahap penyesuaian diri untuk memelihara kesejahteraan masyarakat, 6 Tahap 6 adalah tahap orientasi suara hati, perilaku moral muncul sebagai perinsip untuk menjunjung tinggi aspek kemanusiaan, dan rasa bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan seluruh aspek dalam IIIMETODOLOGI MINI Rancangan Mini RisetMini Riset ini dilakukan dengan metode kuantitatif karena gejala-gejala hasil Mini Riset berwujud data, diukur dan dikonversikan dahulu dalam bentuk angka-angka atau dikuantitatifkan dan dianalisis dengan teknik statistik. Jenis Mini Riset ini adalah Mini Riset korelasi karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua data yaitu perkembangan moral dan perilaku Subjek Mini RisetPopulasi subjek Mini Riset adalah individu dengan jenjang usia berkisar 15-19 tahun setingkat dengan siswa SMP kelas 3, SMA dan Mahasiswa tingkat awal, seusai dengan teori perkembangan Santrock masa remaja dimulai dari usia 11 dan berakhir di usia 20 tahun yang berada di kota Malang. Subjek Mini Riset berjumlah 250 orang. sesuai dengan teori dari Roscoe, 1995 Sekaran, 2006 bahwa ukuran sample dapat dikatakan reliable dengan jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500. Sample diambil secara insidental, artinya peneliti mengambil data dimanapun ketika bertemu dengan subjek yang sesuai dengan Variabel dan Instrumen Mini RisetMini Riset ini memiliki dua variabel Mini x adalah perkembangan moral yaitu nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Sedangkan variabel y adalah perilaku prososial yaitu, segala bentuk perilaku yang mencakup tindakan-tindakan sharing membagi, helping menolong, honesty kejujuran, generosity kedermawanan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan oranglain Eisenberg &Mussen, 1989Untuk mengukur perilaku prososial peneliti menggunakan skala prososial berdasar teori Eisenberg faturochman, 2006 yang telah di try out oleh Novyta 2014 dengan aspek berbagi, menolong, menyumbang, kejujuran, kedermawanan, dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Adapun indeks validitas dari skala perilaku prososial sebesar 0,323-0,708 dengan reabilitas sebesar 0,855Tabel 1. Blue Print Skala Prososial No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1. Sharing membagi 1,2,3 5,6,7 6 2. Helping menolong 4,8,9 11,12,13 6 3. Generosity kedermawanan 10,14,15 17,18,19 6 4. Cooperative kerjasama 16,20,21 22,23,24 6 5. Honesty 25,26,27 29,30,31 6 6. Mempertimbangkan hak dan 28,32,33 34,35,36 6 kewajiban orang lain Total 18 18 36 Sedangkan untuk mengukur tingkat perkembangan moral peneliti menggunakan skala Difining Issues Test adaptasi dari Kohlberg. Angket ini pada dilema-dilema moral tahap perkembangan moral yang dicetuskan oleh Kohlberg. Prosedur skoring adalah sebagai berikut 1 Setiap pertanyaan dalam angket dilema moral diperlakukan sebagai 1 butir aitem, 2 Tiap butir aitem akan diberi nilai antara 1 - 6 berdasarkan 6 tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg 1995 81, Nilai 1 apabila jawaban siswa mengandung unsur kepatuhan atau menghindari hukuman. Akibat-akibat fisik dan tindakan menentukan baik atau buruk tindakan ini. Nilai 2 apabila jawaban siswa mengandung unsur timbal balik, bukan masalah kesetiaan, rasa terimakasih, atau rasa adil. Nilai 3 apabila jawaban siswa mengandung unsurunsur agar diterima lingkungan dengan bersikap “baik” atau “manis”. Nilai 4 apabila jawaban siswa mengandung unsur melaksanakan kewajiban, hormat pada otoritas, atau memelihara ketertiban sosial yang ada demi ketertiban itu sendiri. Nilai 5 apabila jawaban siswa mengandung unsur kesadaran yang jelas bahwa nilai-nilai dan pendapat pribadi itu relatif, maka perlu adanya peraturan untuk mencapai konsensus atau persetujuan bersama. Tindakan benar cenderung dimengerti dari segi hak-hak manusia yang umum dan disetujui masyarakat. Nilai 6 apabila jawaban siswa mengandung unsur atau prinsip abstrak, etis, dan universal mengenai keadilan, kesamaan hak asasi manusia, dan penghormatan kepada martabat manusia sebagai pribadi. Tindakan benar diartikan sesuai dengan suara hati, sesuai prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri, berpedoman pada universalitas dan 2. Indeks Validitas Instrumen Setelah Try Out Instrument Jumlah Item Disajikan Jumlah Item Indeks Valid Validita Skala Prososial 36 Item 33 Item 0,202-0,652 Skala Perkembangan 5 Item 5 Item 0,191-0,516 Moral Berdasarkan hasil try out yang dilakukan peneliti memperoleh indeks validitas 0,202-0,652 untuk skala prososia. Dari 36 item yang diujikan 33 item dinyatakan valid dan 3 sisanya dinyatakan gugur. Sedangkan indeks validitas skala perkembangan moral berkisar 0,191-0,516 tanpa item 3. Indeks Realibilitas Instrumen Mini Riset Instrument Cronbach’s Alpha Skala Prososial 0,866 Skala Perkembangan 0,544 Moral Berdasarkan table diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrument yang dipakai dalam Mini Riset ini adalah reliable pada kategori sedang. Sesuai dengan kategori koefisien dari Gulford 1956 dimana nilai Cronbach’s Alpha 0,40 – 0,60 memiliki reliabilitas Prosedur dan Analisa DataProsedur Mini Riset ini terdiri dari 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisa. Pada tahap persiapan peneliti terlebih dahulu menentukan jumlah subjek dan criteria subjek Mini Riset, serta menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam Mini Riset. Peneliti terlebih dahulu melakukan bimbingan untuk proses adaptasi alat ukur yang akan digunakan. Setelah kedua alat ukur disetujui oleh dosen pembimbing, try out dilaksanaka. Setelah data terkumpul maka peneliti malakukan analisis validitas dan reliabilitas item uji reliabilitas dan validitas dilakukan maka diketahui item yang harus gugur dan tetap bertahan sebagai alat ukur. Pada tahap penyebaran skala, jumlah subjek yang ditentukan untuk Mini Riset ini adalah 250 remaja berusia 15-19 tahun. Dalam pengambilan subjek Mini Riset, peneliti meminta bantuan kepada saudara yang masih berada di bangku SMA untuk mengambil data remaja yang perkiraan usianya 17-18 tahun. Untuk remaja setingkat SMP dan Mahasiswa peneliti terjun langsung ke lapangan untuk pengambilan datanya. Alat ukur yang disebarkan berupa 2 skala yang berbentuk skala likert, jadi setiap satu subjek Mini Riset akan mengisi 2 skala sekaligus. Setelah data terkumpul sesuai dengan kuota yang ditentukan, peneliti melakukan scoring dan input data dan melakukan analisis data dengan program SPSS. Peneliti menggunakan analisa korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat perkembangan moral dengan perilaku IVHASIL DAN Hasil Dari data yang diperoleh dalam Mini Riset ini dilakukan analisis data dengan menggunakan korelasi product momen dari Karl Pearson. Subjek dalam Mini Riset ini adalah remaja berusia 15-19 4. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Usia Jumlah Presentase 15 – 16 Tahun 123 49,2 17 – 20 Tahun 127 Total 250 100 Beradasarkan table 4 maka dapat diuraikan bahwa subjek yang memiliki usia 15 tahun yaitu sebanyak 89 responden dengan presentasi 35,6%, 16 tahun 34 responden 13,6%, 17 tahun sebanyak 39 responden 15,6%, 18 tahun 37 responden 14,8% dan 19 tahun sebanyak 51 responden dengan presentase 20,4%.Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Perkembangan Moral Tahap Jumlah Presentase 1 17 2 35 3 57 4 89 5 48 6 4 Total 250 100 Bila dilihat dari skor subjek tingkat perkembangan moral dari 250 subjek yang diteliti diketahui ada 17 subjek berada pada tahap perkembangan tingkat 1, 35 subjek berada pada tahap perkembangan moral tingkat 2, 57 subjek 22, 8% berada pada tahap perkembangan moral tingkat 3, sedangkan di tahap 4 ada 89 subjek 35,6%, sisanya sebanyak 56 subjek berada di tahap 5 dan 6 dengan presentase 19,2% ditahap 5 dan 1,6% berada pada tahap 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahap Tingkat Pendidikan Total Mahasiswa SMA SMP 1 0 8 9 17 2 3 18 14 35 3 12 27 18 57 4 22 40 27 89 5 13 12 23 48 6 1 2 1 4 Total 51 107 92 250 Dapat dilihat dari data subjek banyak subjek berada pada tingkat perkembangan moral 3, 4, dan 5. Bila dilihat subjek Mahasiswa, SMA, dan SMP paling banyak berada pada tahap perkembangan moral 4, dan paling sedikit berada pada tahap perkembangan moral Pembahasan Dari hasil analisis data menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dapat ditarik kesimpulan bahwa Tahap perkembangan moral seseorang memiliki hubungan dengan perilaku prososialnya. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada table berikut ini Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan Tingkat Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja. r hitung r2 Sig. Keterangan Kesimpulan 0,822 0,675 0,000 Sig. < 0,05 Hubungan signifikan Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode Correlation Product Moment maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,822 dengan signifikansi 0,000 atau < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat perkembangan moral dengan perilaku prososial remaja. Semakin tinggi tingkat perkembangan moral pada remaja maka perilaku prososial yang muncul juga akan semakin hasil Mini Riset diketahui bahwa perkembangan moral memiliki nilai sig 0,000 p 0,001 yang berarti perkembangan moral memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial pada remaja. Hasil Mini Riset menunjukkan bahwa arah hubungan perkembangan moral dengan perilaku prososial adalah positif. Hal ini bererti ketika remaja memiliki perkembangan moral yang tinggi maka perilaku prososialnya juga akan semakin meningkat. Sebaliknya ketika remaja memiliki perkembangan moral yang rendah, maka perilaku prososialnya juga akan semakin rendah. Hal yang sama dijelaskan oleh Mini Riset Farid & Perwitasari 2011 bahwa perkembangan moral, kecerdasan emosi, religiusitas dan pola asuh orang tua otoritatif memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial. Jadi dapat disimpulkan bahwa benar perkembangan moral memiliki hubungan dengan perilaku adalah masa transisi yang dipenuhi dengan proses perubahan, dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis. Masa remaja dikenal sebagai masa yang amat beresiko. Sebagian remaja bisa jadi sulit menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu dan mungkin membutuhkan bantuan. Masa remaja adalah waktu pembentukan masa dewasa, remaja dituntut untuk lebih produktif dan dapat menghadapi masalah besar. Masa remaja dikenal dengan kenakalannya, seperti perkelahian, munculnya sikap antisosial dan berkurangnya sikap prososial. Pada dasarnya sikap prososial sangatlah penting bagi pemenuhan kebutuhan perkembangan sosial remaja, karena dengan berperilaku prososial remaja akan dapat menjalin hubungan positif baik antar individu atau dengan 1997 Santrock, 2011 menjelaskan bahwa perilaku prososial sangat dibutuhkan oleh remaja untuk membangun hubungan yang baik dengan lingkungan. Dalam Mini Riset sebelumnya dikatakan bahwa rata-rata sikap prososial remaja setiap tahunnya mengalami perubahan. Dalam Mini Riset ini tercatat dari 250 anak ada 109 anak yang memiliki skor prososial rendah, sisanya memiliki skor prososial yang seseorang untuk berperilaku prososial akan membuat hubungan antar individu dan masyarakat menjadi negatif, seseorang dengan perilaku prososial dengan sendirinya akan mampu beradaptasi dengan baik. Berbeda dengan seseorang dengan perilaku anti sosial, perilaku anti sosial berakibat pada penerimaan individu di lingkungan sosialnya. Sebenarnya ada banyak faktor yang mendorong seseorang untuk berperilaku prososial salah satunya adalah personal value and norms. Yaitu internalisasi nilai-nilai serta norma dalam diri individu. Ketika seseorang melakukan interaksi sosial maka mereka akan mempelajari nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sebagai tolak ukur antara baik dan buruk. Kemampuan penalaran individu terhadap nilai dan norma sosial tersebut dalam ilmu psikologi digambarkan sebagai perkembangan moral, merupakan pemahaman mengenai benar dan salah. Santrock 2011 menilai perkembangan moral sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Menurut Kohlberg Hurlock, 1980 perkembangan moral menjelaskan bagaimana seseorang mengerti akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosialnya dimana seseorang dituntut untuk jujur, saling berbagi, saling menolong, yang sejalan dengan konsep prososial. Konsep perkembangan moral mengedepankan kemampuan kognitif untuk menilai suatu perilaku sesuai dengan konsep moral yang berkembang dalam masyarakat. Konsep moral yang dikembangkan oleh Kohlberg lebih menekankan pada alasan yang menjadi dasar seseorang bisa melakukan suatu tindakan Hurlock, 1999. Jadi, sebelum individu memutuskan untuk berbuat sesuatu individu akan memikirkan apakah perilaku tersebut baik dan dapat diterima oleh orang lain atau masa anak-anak individu melakukan penilaian benar atau salah hanya berdasarkan tindakan yang akan mempengaruhi mereka. Artinya seorang anak akan berperilaku baik karena mereka takut akan hukuman yang akan diberikan kepada mereka ketika mereka berbuat buruk. Namun seiring waktu individu akan memahami bahwa mereka mungkin perlu mempertimbangkan kebutuhan – kebutuhan orang lain ketika menentukan mana yang benar dan mana yang salah dalam berperilaku. Dan pada akhirnya mereka akan memahami bahwa benar dan salah perilaku berhubungan dengan sekumpulan standart dan prinsip yang menjelaskan hak-hak manusia, bukan hanya kebutuhan individual. Tidak hanya itu, perkembangan moral juga sangat berkaitan denganpengembangan hati nurani, kemampuan untuk mengadakan empati dan kemampuan diri bersalah faktor-faktor afektif ikut berperan dalam perkembangan dilihat dari penjelasan diatas maka sangat mungkin bila perkembangan moral memiliki hubungan dengan munculnya perilaku prososial. Semakin tinggi perkembangan moral individu berarti semakin individu tersebut mengerti mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik atau dalam arti lain individu dapat menginternalisasi nilai dan norma sosial dengan baik dan semakin tinggi perkembangan moral individu maka semakin luas tolak ukur dalam pengambilan keputusan baik dan buruk. Bila di masa anak-anak tolak ukur penentuan baik dan buruk hanya berpatokan kepada tindakan yang mempengaruhi mereka maka seiring dengan waktu individu akan belajar bahwa kepentingan orang lain dan lingkungan sosial juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Selain itu ketika perkembangan moral juga diiringi dengan perkembangan kemampuan untuk mengadakan empati dan kemampuan mengadakan rasa bersalah. Karena itu dalam diri hal ini perkembangan moral dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan prososial. Hal ini selaras dengan hasil Mini Riset ini yaitu adanya hubungan yang positif antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja. Hasil Mini Riset ini didukung oleh Mini Riset Dewi 2014 melakukan Mini Riset mengenai pengaruh kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan terhadap perilaku prososial. Hasil Mini Riset menjelaskan bahwa kegiatan pramuka yang merupakan kegiatan diluar kelas dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai dan aturan-aturan sosial baik nasional maupun global dapat meningkatkan perilaku prososial remaja di SMP Cerdas Murni. Seperti yang diketahui kegiatan pramuka adalah salah satu wadah pembelajaran moral pada Mini Riset ini ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki rata-rata perilaku prososial yang tinggi. Tercatat 56, 4% remaja memiliki nilai perilaku prososial diatas rata-rata. Selaras dengan nilai perilaku prososial yang tinggi nilai perkembangan moral remaja juga tinggi, dapat dilihat dari rata-rata nilai perkembangan moral tercatat 134 atau sekitar 53% anak memiliki nilai diatas rata-rata. Hal ini berarti remaja sudah dapat dengan baik menginternalisasi nilai dan norma sosial yang ada. Keputusan baik dan buruk remaja tidak berpatok lagi kepada tindakan yang akan mempengaruhi mereka, melainkan kepada kebutuhan-kebutuhan orang lain dan pertimbangan hak-hak orang lain serta penerimaan lingkungan sehingga dorongan untuk melakukan tindkan prososial juga tinggi. Diperjelas lagi dengan hasil analisis determinasi dalam Mini Riset ini, diketahui perkembangan moral memiliki sumbangan efektif yang cukup besar dengan nilai koefisien determinasi r2 sebesar yaitu berkisar 67,5% dan 32,5% nya dipengaruhi oleh variabel lain seperti faktor situasional seperti faktor kehadiran orang lain dan tekanan waktu. Keterbatasan yang dialami peneliti dalam proses Mini Riset ini adalah belum adanya standart penilaian norma yang baku pada skala perkembangan moral sehingga proses penilaiannya masih bersifat Kesimpulan Dewi, 2014. Pengaruh ekstrakulikuler kepramukaan terhadap perilaku prososial remaja di smp santa ursula jakarta. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia N. 2006. Social, emotional and personality development. 6th edition. Hand book of child N,. & Mussen,. 1989 The roots of prosocial behavior in children.
MiniRiset "Inovasi Kreatif dan Literasi" (PBAK FE 2021) Jl.Gajayana No.50 Dinoyo. Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. 65415. Telp. (0341) 587. Fax (0341) 572533. Website, www.uinmalang.ac.id, info@uin-malang.ac. Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang mana karena kehadirat-Nya saya sebagai penulis mampu
Cover Mini RisetPengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Perguruan TinggiStudi Kasus Mahasiswa Universitas Negeri MedanLaporan PenelitianDiajukan Untuk Memenuhi TugasMata Kuliah Bahasa IndonesiaDosen Dr. M. Oky Fardian Gafari, 19790115 200501 1002Oleh KELOMPOK IC Reguler 2015Suib 3152131023Adelina Sormin 3151131004Bella Otavia Siregar 3151131007Vicky Ghaneza 3153131035Yudha Pradana 3151131053Arta Tina Novelia Waruwu 3152131027Wentina Muliati Hutabarat 3152131026Dewi Damayanti 3152131003Erlina Dewi Siregar 3152131007JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU SOSIALUNIVERSITAS NEGERI MEDANKata Pengantar Mini RisetKATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Universitas Negeri Medan. Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan Penelitian ini. Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun. Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Universitas Negeri Medan ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Universitas Negeri Desember 2017Kelompok I Daftar Isi Mini RisetDAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................DAFTAR ISI ..........................................................................................................................BAB I Latar Belakang ................................................................................................................. Rumusan Masalah ............................................................................................................ Tujuan Penelitian ............................................................................................................. Manfaat Penelitian ...........................................................................................................BAB II KAJIAN Bahasa .............................................................................................................................. Komunikasi ...................................................................................................................... Konformitas .....................................................................................................................BAB III METODOLOGI Metode Penelitian ............................................................................................................ Populasi dan Sampel ........................................................................................................ Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................... Teknik Analsis Data .........................................................................................................BAB IV HASIL DAN Hasil Penelitian ................................................................................................................ Pembahasan Penelitian .....................................................................................................BAB V KESIMPULAN DAN Kesimpulan ...................................................................................................................... Saran ................................................................................................................................DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ iii1222345667789101011 Isi Laporan Mini RisetBAB Latar Belakang Mini RisetBahasa merupakan simbol khas dari suatu negara ataupun wilayah, karena bahasa merupakan unsur vital dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi paling utama. Dalam melakukan interaksi, hubungan sosial dengan sesama di masyarakat, setiap orang butuh bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia ini, karena setiap negara mepunyai bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara negara yang satu dengan negara yang lain maupun daerah yang satu dengan daerah lainnya. Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa umum atau utama dalam bernegara, berbeda dengan negara Amerika yang menggunakan bahasa Inggris dalam bernegara. Jadi, bahasa juga dapat menjadi ciri dari suatu Indonesia yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam bahasa yang berbeda tiap pulau dan daerahnya yang disebut bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam keadaan nonformal, dalam arti saat berinteraksi sesama warga satu daerah. Sedangkan dalam acara formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penuturnya, karena bahasa Indonesialah yang diakui dan disepakati rakyat Indonesia dalam Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia. Bahasa daerah dari suatu daerah yang satu dengan yang lain berbeda contohnya Sumatra Barat mempunyai bahasa Minang sebagai bahasa daerah, sedangkat Medan mempunyai bahasa Batak. Bahasa daerah ini dapat membedakan wilayah yang satu dengan wilayah yang berkembangnya waktu, maka pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Anak remaja menganggap kalau tidak mengerti bahasa gaul berati remaja tersebut tidak gaul. Bahasa gaul makin meraja di kalarang remaja bahkan tak jarang banyak orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan baik dalam waktu formal maupun non-formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar. Dalam “miniriset” ini penulis akan mencoba mengupas segala sesuatu tentang “Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Universitas Negeri Medan”. Rumusan Masalah Mini Riset Dalam penelitian sederhana ini mencakup permasalahan penggunaan bahasa gaul di kalangan civitas akademika Universitas Negeri Medan, dan dampak penggunaan bahasa gaul tersebut terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ? Tujuan Penelitian Mini riset ini bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi di lingkungan mahasiswa dalam menggunakan bahasa gaul menjadi sebuah kebiasaan dan bahasa keseharian serta dampaknya terhadap mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan tidak menggunakan bahasa Indoneisa yang baik dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan mahasiswa Universitas Negeri Medan yang masih menggunakan bahasa gaul dalam lingkungan Universitas Negeri Medan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya terkait dengan penggunaan bahasa gaul dilingkungan mahasiswa. BAB IIKAJIAN BahasaKamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara di kerongkongan dan kemudian terujar lewat dkk 20101 menurut Keraf dalam Smarapradhipa 20051, memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal bunyi ujaran yang bersifat arbitrer. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahsa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara anggota bahasa menurut Abidin, dkk 20103 menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaituØ Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang mengeksperikan ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis per bait yang disebut Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya Fungsi informatif, artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan sesuatu kepada orang Alat fungsional, artinya bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara mempunyai bahasa resmi masing-masing. Dalam Bahasa Indonesia bahasa resmi itu disebut bahasa baku. Bahasa baku terdiri dari kata-kata yang baku. Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan kata lain bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari pada bahasa percakapan maupun bahasa baku lazim digunakan dalamØ Komunikasi resmi Tertulis, contoh surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang- undang dan Wacana Teknis, contohnya laporan resmi, karangan ilmiah, buku pelajaran dan Pembicaraan di depan umum, contohnya ceramah, kuliah, pidato dan Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya Formal, contohnya guru terhadap murid, saat sedang rapat di intansi tertentu, pembicaraan gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa gaul dijadikan sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Namun seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi bahasa KomunikasiSejak dalam kandungan, bayi sudah menjalin komunikasi dengan ibunya, demikian juga sebaliknya. Komunikasi antara bayi dan ibunya dilaksanakan secara verbal, misalnya bayi dalam kandungan yang bergerak-gerak, namun juga dilaksanakan secara lisan, misalnya ibu yang mengucapkan kata, Sayang, anakku..Komunikasi berguna untuk menyampaikan pesan dari komunikator pemberi pesan kepada komunikan penerima pesan agar dapat dipahami, dimengerti, dan mungkin dilaksanakan. Komunikasi sangat penting bagi kebahagian hidup kita. Ada beberapa peranan yang disumbangkan oleh aktivitas komunikasi dalam rangka menciptakan kebahagiaan Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Seiring dengan bertambahnya usia manusia, maka lingkungan pergaulan semakin luas. Bersamaan dengan ini perkembangan intelektual dan sosial manusia semakin bertambah. Bertambahnya kedua aspek tersebut sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi manusia dengan lingkungan sekitar di mana ia berada. Oleh Wilbur Scharmm 1971, hubungan sosial ini diinginkan karena manusia merasa harga dirinya atau rasa amannya akan bertambah jika menjadi anggota masyarakat. Kebutuhan ini direalisasikan dengan menjalin komunikasi yang harmonis dengan kelompok sosial di mana seseorang itu berada. Hubungan dilaksanakan secara langsung antarpersonal. 2. Dengan komunikasi, manusia dapat menemukan jati diri atau identitasnya. Sebab manusia secara individual akan mendapatkan feed back atau umpan balik dari manusia lain. Dalam komunikasi manusia menanggapi, mengamati, berkata, memperhatikan atau mencatat berbagai hal yang disampaikan oleh orang lain. 3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling manusia serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia sekitar kita, manusia perlu membandingkan dengan kesan-kesan dan pengertian orang tentang realitas yang sama. Keempat, kesehatan mental manusia sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan dalam hidup KonformitasKonformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial remaja, konformitas memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self esteem harga diri anak. Konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Dimana dalam penelitian-penelitian terkini justru menunjukkan bahwa konformitas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih. Jadi tampak bahwa semakin besar kelompok mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul, maka semakin besar pula kecenderungan mahasiswa lainnya untuk ikut serta meskipun tingkah laku tersebut berbeda dari yang sebenarnya diinginkan. BAB IIIMETODOLOGI Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana fenomena yang terjadi seputar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada mahasiswa perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang merupakan desain penelitian yang bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu menggunakan metode penelitian kualitatif adalah sebuah fenomena yang kompleks dapat diakomodasi dengan menggunakan metode yang terbuka dan penggunaan teori hanya berfungsi mengembangkan sensitivitas peneliti untuk memandu jalannya penelitian dan mengungkapkan permasalahan yang diteliti Mirra N. Milla, 2010. Data yang muncul dalam penelitian kualitatif ini berbentuk ungkapan kata informasi yang di sampaikan responden kepada peneliti dan akan di akomodasi untuk mendapat hasil yang Populasi dan Sampel1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Negeri Sampel Mengingat populasinya sangat besar, serta agar diperoleh sampel yang representative yaitu sampel yang benar-benar menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka sampel diambil memakai dengan teknik, yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu sampling yang bertujuan untuk mengambil subjek yang di dasarkan atas tujuan tertentu Arikunto, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan bahasa gaul di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Medan, maka sesuai dengan Purposive Sampling sampel dalam mini riset ini adalah 10 orang mahasiswa Universitas Negeri Medan yang menggunakan bahasa gaul dan kurang fasih dalam berbahasa Indonesia dengan baik serta menggambarkan karakteristik populasi Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara semi struktur. Teknik pencatatan wawancara semi struktur dengan menggunakan voice recorder handphone dan wawancara tidak struktur dengan menggunakan catatan kecil. Deskrpsi masalah yang peneliti angkat berdasarkan masalah etic yang merupakan teoritical review serta empirical finding yang permasalahannya muncul dari temuan teori atau penelitian sebelumnya Milla, 2011. Peneliti mencari sumber literatur mengenai bahasa dan penyalahgunaannya pada orang masa kini sehingga muncul masalah yang menarik perhatian peneliti tentang penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan benar dan perkembangannya pada masa kini. Kemudian peneliti memilih responden dan menjalin komunikasi dan pendekatan hingga responden mau menjadi subjek dalam penelitian ini. Lalu peneliti melakukan wawancara semi struktur secara mendalam selama dua Teknik Analsis DataTeknik Analisis Data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yang dilakukan sesuai dengan pendekatan fenomenologi, sehingga analisis data yang digunakan dengan cara mengeksplorasi pengalaman-pengalaman subjektif dan mengklarifikasi situasi yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Dari pertanyaan wawancara kemudian di analisis setiap jawaban responden dan mengidentifikasikannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. BAB IVHASIL DAN Hasil Penelitian Pada zaman sekarang, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah sangat jauh dari kebenaran, sehingga timbullah bahasa gaul anak muda atau yang lebih dikenal dengan bahasa “alay, slang,”. Kebanyakan penduduk Indonesia terutama penduduk asli dari daerah-daerah tertentu sudah banyak tidak menggunakannya sebagaimana mestinya. Pengetahuan akan sejarah bahasa Indonesia sudah banyak terabaikan dalam pendidikan sekolah sehingga seseorang terutama remaja tidak mampu untuk menghargai setiap bahasa yang telah di perjuangkan faktor kebiasaan menggunakan bahasa gaul, membuat setiap orang menjadi tidak biasa bahkan tidak tahu akan bahasa yang tepat ketika digunakan untuk berkomunikasi. Faktor teman sebaya dan media elektronik sangat mempengaruhi perkembangan bahasa yang ada. Dan juga faktor dari konformitas di antara individu dengan suatu kelompok. Agar mampu untuk bertahan di lingkungan yang serba dinamis, maka mau tidak mau seseorang mengikuti alur penelitian menyadari bahwa penggunaan bahasa “gaul” adalah suatu kebiasaan yang salah dan mesti diubah. Akan tetapi, perilaku tersebut memberikan sensasi kesenangan yang luarbiasa karena variasi kata dan kalimat serta kalimat yang digunakan sangat menarik. Seiring dengan perkembangan teknologi pada masa kini, berkomunikasi menggunakan bahasa alay tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi pesan nonverbal melalui media elektronik juga digunaka dengan tidak menggunakan bahasa yang semestinya baku.Dampaknya adalah kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia dengan lawan bicara terkhususnya ketika berada di lingkungan pendidikan bagi pelajar. Dan ketakutan akan omongan yang berbelit-belit ketika berdiskusi di karenakan pembendaharaan kata bahasa Indonesia yang minim yang di sebabkan oleh faktor dari kebiasaan tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Sehingga menggangu prestasi belajar mahasiswa, hubungan dengan dosen dan Pembahasan Penelitian Eksistensi Bahasa Indonesia di zaman sekarang ini perkembangan bahasa Indonesia kian menurun. Masuknya berbagai bahasa asing yang tidak mungkin kita tolak dan ada beberapa kata asing yang diserap menjadi kosa kata Indonesia. Namun, disisi lain, keberagaman bahasa serapan juga menjadi masalah bagi orsinilitas bahasa yang kian mengkhawatirkan dan penggunaan tata bahasa yang kian asal-asalan, baik tulisan maupun lisan. Tentu saja, media televisi, koran, radio, internet dan merek dagang import adalah termasuk faktor pendorong utama yang ikut mencederai kebahasaan kita. Fenomena ini sangat kentara pada pengunaan bahasa oleh anak-anak muda saat ini. Munculah istilah bahasa gaul, bahasa alay, dan kata lain keberadaan bahasa Indonesia semakin terkalahkan dengan munculnya bahasa lain seperti bahasa gaul. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia Di era globalisasi ini penggunaan bahasa gaul makin meraja dan terus muncul bahasa gaul baru yang membuat eksistensi bahasa Indonesia kian menurun. Penggunaan bahasa gaul ini membuat remaja makin sulit mengetahui bahasa Indonesia yang baik yang benar. Bahkan penggunaan bahasa yang terlalu sering mebuat orang-orang tak sadar bahwa bahasa tersebut bukan bahasa yang baik dan benar. Tidak jarang dalam acara formal pun banyak orang yang menggunakan bahasa gaul yang dalam konteksnya tidak sengaja. Media Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Gaul Terliahat dari contoh struktur bahasa gaul bahwa media sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa gaul, khususnya situs-situs jejaring sosial. Penikmat situs-situs jejaring sosial kebanyakan adalah remaja dan berstatus sebagai mahasiswa. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa gaul, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh remaja lain. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa penyerapan bahasa gaul dikalangan anak dan remaja yang tengah menjadi tren merupakan bagian dari konformitas terhadap lingkungan. Yang dimaksud konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial remaja, konformitas memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self esteem harga diri anak. Jadi, remaja yang memang diperlukan bagi perkembangan sosialnya, yang harus diajarkan pada anak adalah soal penempatan, dalam arti kapan dan kepada siapa bahasa tersebut boleh digunakan BAB VKESIMPULAN DAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa, keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Namun disisi lain kita tidak bisa mencegahnya apalagi dikalangan anak-anak dan remaja serta kalangan mahasiswa karena perkembangan psikologis menuntut mereka agar diakui di masyarakat dan salah satunya dengan mengikuti tren bahasa gaul itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan bahasa gaul tidak dapat dicegah tetapi dapat diminimalisir jika kita kembali meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri. Dari 10 responden penelitian mereka mengakui bahwa merasa nyaman dengan penggunaan bahasa gaul dikalangan mereka sendiri, yang mana hal ini dianggap sebagai ciri khas yang membedakan mereka dengan kelompok lain di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Saran Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif, untuk itu kita sebagai mahasiswa yang berada di kalangan akademika seharusnya menanamkan sifat disiplin dalam berbahasa Indonesia. Sehingga dengan sifat disiplin itulah akan menjadikan bahasa Indonesia tetap lestari sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, jika ada pengaruh bahasa “populer/gaul” yang masuk ke dalam bahasa Indonesia hendaknya disesuaikan dengan kaidah berbahasa Indonesia, yang pada hakikatnya merupakan identitas bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKAAbidin, Yunus,dkk. 2010. Kemampuan Berbahasa Tinggi Indonesia di Perguruan. Bandung CV. Maulana S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka CiptaKwartolo, Yuli. 2006. Membuka Cakrawala dengan Komunikasi. Artikel jurnalMilla, 2010. Psikologi Kualitatif, Metodologi Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Pekanbaru Suska 2011. Psikologi Kualitatif. Hand out materi kuliah. Diakses tanggal 2 Desember 2017
CaraMembuat Kata Penutup dalam Makalah atau Laporan Contoh Penutup. Bagian penutup dalam makalah lebih menonjolkan mengenai kesimpulan yang bisa di dapat di dalam makalah yang sudah kamu buat. Untuk membuat kesimpulan yang baik dan benar, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut ini :
Unduh PDF Unduh PDF Riset atau penelitian kualitatif adalah sebuah bidang penelitian luas yang menggunakan bermacam metode pengumpulan data yang tidak terstruktur, seperti observasi, wawancara, survey dan dokumen, untuk menemukan tema serta makna dalam upaya menggenapkan pemahaman kita tentang dunia.[1] Riset kualitatif biasanya dilakukan dalam upaya mengungkap alasan di balik berbagai perilaku, sikap dan motivasi, ketimbang semata-mata detail tentang apa, di mana, dan kapan. Riset kualitatif dapat dilakukan di banyak lintas disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, perawatan kesehatan dan bisnis, serta jamak ditemui di nyaris semua tempat kerja dan lingkungan pendidikan. 1 Putuskan pertanyaan yang hendak diteliti. Pertanyaan riset yang baik harus jelas, spesifik dan dapat dikelola. Untuk melakukan riset kualitatif, pertanyaan Anda harus mengeksplorasi alasan kenapa orang melakukan atau meyakini sesuatu. Pertanyaan riset merupakan hal terpenting dari rancangan riset, karena menetapkan apa yang ingin Anda pelajari atau pahami, sekaligus membantu memfokuskan studi, karena Anda tak mungkin meneliti segalanya sekaligus. Pertanyaan riset juga akan membentuk “bagaimana” Anda melaksanakan studi karena setiap pertanyaan punya metode pengajuan sendiri-sendiri.[2] Anda harus mulai dari pertanyaan berbasis rasa penasaran, kemudian dipersempit sedemikian rupa sampai dapat diriset secara efektif. Sebagai contoh, pertanyaan “Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru lainnya?” itu masih terlalu luas untuk diangkat sebagai tema penelitian, namun jika memang itu yang Anda minati, persempitlah dengan membatasi tipe guru atau berfokus pada satu tingkatan pendidikan. Misalnya, ubah menjadi pertanyaan “Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru-guru yang menjadikan mengajar sebagai sambilan?” atau “ Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru-guru SMA?” Tip Temukan keseimbangan antara pertanyaan berbasis rasa penasaran dengan pertanyaan yang memang dapat diriset. Yang pertama adalah sesuatu yang Anda sungguh ingin ketahui dan biasanya cukup luas, tidak spesifik. Yang kedua adalah pertanyaan yang dapat diselidiki secara langsung, menggunakan metode penelitian dan perangkat terkait. 2 Lakukan kajian literatur. Kajian literatur adalah proses mempelajari apa yang telah ditulis orang lain terhadap pertanyaan riset dan topik khusus Anda. Anda membaca secara luas di bidang yang lebih besar dan mengaji apa yang berkaitan dengan topik Anda. Kemudian, Anda membuat laporan analisis yang menyintesiskan dan mengintegrasikan riset yang sudah ada ketimbang hanya ringkasan pendek setiap kajian dalam urutan kronologis. Dengan kata lain, Anda “meriset atau meneliti penelitian itu sendiri”.br>[3] Sebagai contoh, jika pertanyaan riset Anda berfokus pada bagaimana guru-guru dengan profesi utama lainnya mengatributkan makna terhadap pekerjaan mereka, Anda pasti ingin mempelajari literatur seputar kegiatan mengajar sebagai karier kedua—apa yang mendorong orang untuk mengajar sebagai karier kedua? Ada berapa banyak guru yang mengajar sebagai karier kedua? Di manakah umumnya mereka bekerja? Dengan membaca dan mengaji literatur dan riset yang ada akan membantu Anda mempertajam pertanyaan sekaligus memberi basis yang dibutuhkan dalam riset Anda sendiri. Ini juga akan memberi sensasi variabel yang dapat mempengaruhi riset seperti umur, jenis kelamin, kelas, dsb dan bahwa Anda akan harus mempertimbangkan studi Anda sendiri. Kajian literatur juga akan membantu Anda memutuskan apakah Anda benar-benar minat dan berkomitmen terhadap topik dan pertanyaan riset, dan bahwa ada jeda antara riset yang sudah ada dan ingin Anda isi dengan melakukan penyelidikan Anda sendiri.[4] 3Lakukan evaluasi apakah riset kualitatif yang dilakukan benar-benar tepat menjawab pertanyaan riset Anda. Metode-metode kualitatif hanya akan berguna manakala sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab hanya dengan hipotesis sederhana ya’ atau tidak’. Sering kali riset kualitatif berguna untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” atau “apa”.[5] Riset ini juga bermanfaat ketika Anda perlu mempertimbangkan faktor anggaran. Sebagai contoh, jika pertanyaan riset Anda adalah “Apa makna pekerjaan guru terhadap guru-guru karier kedua?”, tentu bukanlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan ya’ atau tidak’ begitu saja. Tidak pula keduanya menjadi satu-satunya jawaban mutlak. Ini berarti bahwa riset kualitatif adalah jalan terbaik untuk menjawab pertanyaan. 4 Pertimbangkan ukuran percontohan yang ideal. Metode-metode riset kualitatif tidak begitu tergantung pada ukuran sampel yang besar sebagai metode kuantitatif, namun tetap dapat memberi masukan dan temuan penting.[6] Misalnya, karena besar kemungkinan Anda tidak akan punya dana cukup untuk mempelajari “semua” guru karier kedua “di seluruh wilayah” Indonesia, mungkin Anda bisa memilih untuk mempersempit kajian Anda di kota-kota besar utama saja seperti Surabaya, Jakarta, dsb atau sekolah-sekolah sepanjang 200km dari tempat Anda tinggal. Pertimbangkan kemungkinan hasilnya. Karena cakupan metodologi kualitatif biasanya cukup luas, hampir selalu ada kemungkinan munculnya data yang berguna dari riset tersebut. Ini berbeda dengan percobaan kuantitatif, di mana sebuah hipotesis yang belum terbukti dapat berarti bahwa banyak waktu yang telah terbuang percuma.[7] Anggaran riset Anda dan ketersediaan sumber keuangan juga harus dipertimbangkan. Riset kualitatif seringkali lebih murah dan lebih mudah direncanakan serta dilakukan. Sebagai contoh, biasanya akan lebih mudah dan hemat mengumpulkan sejumlah kecil orang untuk diwawancara ketimbang membeli program komputer yang dapat melakukan analisis dan menyewa ahli statistik yang sesuai.[8] 5 Pilihlah metode riset kualitatif. Rancangan riset kualitatif merupakan yang paling fleksibel dari semua teknik eksperimental. Dengan demikian, ada beberapa metodologi yang dapat diterima dan dapat Anda pilih.[9] “Riset Tindakan” – Riset tindakan berfokus pada pemecahan masalah atau bekerja dengan orang lain untuk memecahkan masalah dan mengatasi isu-isu khusus.[10] ”Etnografi” – Etnografi adalah studi tentang interaksi dan komunikasi manusia melalui partisipasi dan observasi langsung di dalam komunitas yang hendak Anda pelajari. Riset etnografi bersumber dari disiplin ilmu antropologi sosial dan budaya, namun kini makin jamak digunakan.[11] ”Fenomenologi” – Fenomenologi adalah studi yang mempelajari pengalaman subyektif orang lain. Studi ini meneliti dunia lewat mata orang lain dengan menemukan bagaimana mereka menginterpretasikan pengalaman.[12] ”Teori Yang Membumi” – Tujuan penggunaan teori membumi adalah mengembangkan teori berdasarkan data yang secara sistematik dikumpulkan dan dianalisis. Teori ini melihat informasi spesifik dan mengambil teori serta alasan yang mendasari fenomena tertentu.[13] ”Riset Studi Kasus” – Metode studi kualitatif ini merupakan kajian mendalam terhadap individu atau fenomena tertentu dalam konteks yang ada sekarang.[14] Iklan 1 Kumpulkan data Anda. Setiap metodologi penelitian pasti menggunakan satu atau lebih teknik tertentu untuk mengumpulkan data empiris, termasuk wawancara, observasi peserta, hasil kerja lapangan, riset arsip, materi dokumentasi, dsb. Bentuk pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada pilihan metodologi penelitian. Sebagai contoh, riset untuk studi kasus biasanya bergantung pada wawancara dan materi dokumentasi, sementara riset etnografi menuntut banyak kerja lapangan.[15] ”Observasi langsung” – Observasi atau pengamatan langsung terhadap situasi atau subyek riset dapat dilakukan lewat rekaman video atau observasi langsung. Pada observasi langsung, Anda membuat pengamatan spesifik terhadap situasi tanpa mempengaruhi atau berpartisipasi dengan cara apa pun.[16] Sebagai contoh, barangkali Anda ingin melihat bagaimana guru-guru karier kedua bergiat dalam rutinitas mereka di dalam dan di luar kelas sehingga Anda putuskan untuk mengobservasi mereka selama beberapa hari, setelah sebelumnya memastikan telah mendapat izin yang dibutuhkan dari pihak sekolah, siswa dan guru yang bersangkutan, sambil membuat catatan lengkap selama proses. ”Pengamatan peserta” – Pengamatan atau observasi peserta adalah pendalaman sang peneliti atau pelaku riset di dalam komunitas atau situasi yang dipelajari. Pengumpulan data seperti ini cenderung menyita lebih banyak waktu, karena Anda harus berpartisipasi penuh dalam komunitas untuk tahu apakah hasil observasi atau pengamatan Anda benar-benar valid.[17] ”Wawancara” – Wawancara kualitatif pada dasarnya adalah proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada khalayak. Metode wawancara dapat sangat fleksibel – dapat berupa wawancara langsung berhadapan, namun dapat pula berlangsung lewat telepon atau Internet atau di sebuah kelompok kecil bernama “kelompok fokus”.[18] Ada pula bermacam jenis wawancara. Wawancara yang terstruktur terdiri atas serangkaian pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya, sementara yang tidak terstruktur lebih berupa percakapan yang mengalir bebas, di mana pewawancara dapat meraba dan menjelajah beragam topik sambil jalan, sesuai kebutuhan.[19] Wawancara akan sangat berguna jika Anda ingin tahu bagaimana perasaan atau reaksi orang terhadap sesuatu. Sebagai contoh, akan sangat berguna jika Anda dapat duduk bersama para guru karier kedua dalam sebuah wawancara terstruktur ataupun tidak terstruktur untuk menggali informasi tentang bagaimana mereka mewakili dan membahas karier mengajar mereka. ”Survey” – Daftar pertanyaan secara tertulis dan survey terbuka tentang gagasan, persepsi, dan pemikiran adalah cara lain yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data buat riset kualitatif Anda. Sebagai contoh, dalam kajian Anda terhadap para guru karier kedua, barangkali Anda memutuskan untuk melakukan survey anonim terhadap 100 orang guru di wilayah Anda karena cemas mereka akan kurang terbuka dalam situasi wawancara dibanding lewat survey di mana identitas mereka bersifat anonim.[20] “Analisis dokumen” – Ini meliputi pengkajian terhadap dokumen tertulis, visual dan audio yang ada tanpa keterlibatan atau investigasi peneliti. Ada beragam jenis dokumen, termasuk dokumen “resmi” yang dihasilkan oleh institusi dan perorangan, seperti surat-surat, laporan ilmiah, buku harian, dan, di abad ke-21 ini, dalam bentuk akun-akun media sosial dan blog daring. Sebagai contoh, jika Anda mempelajari pendidikan, maka institusi seperti sekolah umum mungkin memiliki bermacam dokumen berbeda, termasuk laporan, selebaran, buku pegangan, situs web, kurikulum, dsb. Mungkin Anda juga dapat melihat apakah para guru karier kedua memiliki kelompok pertemuan secara daring atau blog. Analisis dokumen sangat berguna bila digunakan bersama metode lain, misalnya wawancara.[21] 2 Analisis data Anda. Begitu berhasil mengumpulkan data, Anda dapat mulai menganalisis dan mendapat jawaban serta teori untuk pertanyaan riset Anda. Meski ada banyak cara menganalisis data, semua cara analisis dalam riset kuantitatif berkaitan dengan analisis tekstual, baik secara tertulis atau verbal.[22] ”Pengodean” – Dalam pengodean, Anda menerapkan sebuah kata, frase, atau angka ke setiap kategori. Mulailah dengan daftar kode yang sudah disiapkan berbasis pengetahuan sebelumnya tentang subyek yang diteliti. Sebagai contoh, “masalah finansial” atau “keterlibatan masyarakat” mungkin menjadi dua kode yang didapat setelah melakukan kajian literatur terhadap para guru karier kedua. Kemudian, Anda mengkaji seluruh data secara sistematik dan kemudian “mengodekan” gagasan, konsep dan tema sesuai kategori masing-masing. Anda juga kemudian mengembangkan seperangkat kode lain yang didapat dari membaca dan menganalisis data. Sebagai contoh, mungkin akan tampak saat Anda mengodekan hasil wawancara, bahwa “perceraian” sering muncul. Anda dapat menambahkan kode khusus untuk ini. Pengodean membantu Anda mengorganisasikan data, sekaligus mengidentifikasi pola serta kesamaan.[23] ”Statistik deskriptif” – Anda dapat menganalisis data menggunakan statistik. Statistik deskriptif membantu menjelaskan, menunjukkan atau meringkas data dan menonjolkan pola. Sebagai contoh, jika Anda memiliki 100 data evaluasi utama terhadap guru, Anda mungkin tertarik mengetahui kinerja keseluruhan para muridnya. Statistik deskriptif memungkinkan hal ini. Namun, harap diingat bahwa statistik deskriptif tidak bisa digunakan untuk membuat kesimpulan dan mengonfirmasi atau membantah hipotesis.[24] ”Analisis naratif” – Analisis naratif berfokus pada percakapan dan konten, seperti misalnya tata bahasa, penggunaan kata, metafor, tema cerita, makna situasi, konteks sosial, budaya dan politik sebuah naratif.[25] “Analisis Hermenetik” – Analisis hermenetik berfokus pada makna naskah tertulis atau verbal. Pada intinya, Anda berusaha memahami obyek studi dan mengetengahkan koherensi yang mendasarinya.[26] ”Analisis Konten” atau ”Analisis Semiotik” – Analisis konten atau semiotik berfokus pada naskah atau rangkaian naskah untuk dicari tema serta maknanya dengan melihat frekuensi kemunculan kata. Dengan kata lain, Anda berusaha mengidentifikasi struktur dan pola regularitas dalam naskah verbal atau tertulis, kemudian dibuat inferensinya berdasarkan regularitas tersebut.[27] Sebagai contoh, mungkin Anda menemukan adanya kesamaan kata atau frasa tertentu, Seperti “kesempatan kedua” atau “membuat perbedaan” muncul di berbagai hasil wawancara dengan para guru karier kedua, lalu memutuskan untuk menjelajahi apa signifikansi munculnya frase tersebut. 3Tuliskan riset Anda. Saat menyiapkan laporan hasil riset kualitatif, ingatlah selalu sasaran pembaca Anda dan panduan format dokumen dari jurnal riset yang menjadi tujuan kajian Anda. Anda harus memastikan bahwa tujuan pertanyaan riset Anda benar-benar menarik dan bahwa Anda telah menjelaskan metodologi riset serta analisis secara mendetail. Iklan Riset atau penelitian kualitatif kerap dianggap sebagai perintis ke arah penelitian kuantitatif, yang merupakan pendekatan riset yang lebih logis dan berbasis data lewat teknik statistik, matematika, dan/atau komputer. Penelitian kualitatif sering dipakai untuk membuat petunjuk kemungkinan serta memformulasikan hipotesis yang dapat dikerjakan dan kemudian diuji dengan metode-metode kuantitatif. [28] Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Dalammengelola kas kecil terdapat dua metode yang bisa digunakan setiap perusahaan. Pengelolaan kas kecil harus benar-benar dilakukan dengan baik, sehingga pada saat hasil laporan pembukuannya diminta oleh pihak yang bersangkutan bisa segera diperlihatkan dengan lengkap. Berikut ini penjelasan mengenai dua metode untuk pengelolaan kas kecil. Mini riset merupakan bagian tugas kuliah yang diberikan dosen pengampu mata kuliah tertentu bagi seluruh mahasiswanya. Masing-masing dosen biasanya mempunyai patokan tersendiri tentang susunan dalam menulis mini riset. Cara membuat mini riset jika dibandingkan dengan karya tulis ilmiah tidaklah berbeda. Keduanya mempunyai standar penulisan yang hampir sama. Sangat penting mengetahui seperti apa susunan dan contoh membuat mini riset. Tujuannya adalah agar kamu bisa membuat penelitian yang baik dan benar. Terdapat lima bab dalam mini riset secara umum. Kamu bisa menyusunnya dari bagian pertama yaitu pendahuluan lalu diakhiri kesimpulan. Terdapat pula daftar pustaka yang harus kamu cantumkan untuk memberikan informasi sumber yang kamu gunakan ketika membuat mini riset. Agar lebih jelas, kali ini kamu bisa menyimak seperti apa cara membuat mini riset langsung berdasarkan penjelasan berikut Bagian Muka Pada bagian muka, terdapat tiga bagian penting yang wajib kamu cantumkan. Pertama adalah sampul mini riset, berisikan judul, nama kamu sebagai penulis, instansi tempat kamu bernaung. Kedua, buat daftar isi berisi seluruh daftar bab ataupun isian mini riset tersebut. Bagian ketiga yaitu abstrak, sebagai ringkasan mini riset. Abstrak bisa kamu tulis 150 sampai 200 kata. Lanjutkan dengan kata pengantar agar bisa ditulis oleh para penulis dalam mini riset. Kata pengantar digunakan untuk ucapan syukur beberapa pihak terkait selesainya mini riset. Bab I Pendahuluan Pada bab 1, mini riset harus menyebutkan latar belakang dan rumusan masalah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka, kamu bisa menyampaikan apa saja teori relevan dengan permasalahan yang kamu angkat pada penelitian tersebut. Bab III Metode Penelitian Pada tahap berikutnya, cara membuat mini riset adalah menambahkan metode penelitian. Apa yang harus kamu bahas dalam bagian ini yaitu dua hal penting. Pertama, terkait bagaimana kamu mengumpulkan data. Kedua, metode apa yang kamu gunakan dalam mengumpulkan data. Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan merupakan bagian bab empat pada mini riset. Bagian tersebut jadi bagian terpenting dalam penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Ini adalah bagian akhir dalam penulisan mini riset. Pada bagian tersebut, merupakan bagian paling pamungkas yang sering dicari oleh para pembaca mini riset. Itulah penjelasan lengkap tentang bagaimana cara membuat mini riset. Pada akhirnya, membuat tulisan mini riset tidaklah berbeda dengan jenis karya ilmiah lainnya. Apa yang membuatnya berbeda adalah jumlah halaman lebih terbatas, yaitu hanya 20 halaman maksimal. Setelah mempelajari penyusunan mini riset, kamu bisa mengerjakan tugas kuliah lebih mudah. Gunakan panduan ini sebagai referensi penting sebelum kamu mulai mengerjakan mini riset. IQKaY. 189 1 55 483 96 421 469 189 349

cara membuat laporan mini riset